"Rhett… tolong aku… help me. Rhett…"
Sayup-sayup nelangsa di antara terjaga dan terlelap. Mata Rhett yang terpejam sempat bergerak gelisah. Jeritan yang menguasai seluruh rongga kepalanya ini. Menghantui tidur Rhett dengan segelintir mimpi buruk.
Pelipisnya serasa ditembus oleh serpihan logam. Seperti terjebak di antara jaring laba-laba sewarna darah.
Bisikan suara itu familier di kepalanya, Rhett mengenal betul suara lembut itu terdengar milik Jean – gadis istimewa yang mendiami hatinya belakangan ini.
Entah di mana kesadaran Rhett berpijak saat ini, mendadak dia langsung terbangun di tengah hutan barisan pohon-pohon cemara raksasa. Tanah antah-berantah. Rhett mengusap kedua matanya pelan – semuanya terasa sangat nyata.
"Hei, aku tahu tempat ini." gumamnya yakin kalau tempat ini memang familier. Pandangannya terus beredar mencari tahu. "Venzor Silversmith?"
