Selamat membaca
.
.
.
"Lah... kamu...."
Helena terbelalak ketika mendapati seorang lelaki tampan yang beberapa hari lalu dia kenal. Pria itu pun tak kalah terkejutnya dengan Helena, tetapi hanya bertahan beberapa saat dan tergantikan oleh sebuah senyuman.
"Selamat malam, ini Martabak yang kamu pesan," kata Rian seraya menyodorkan bungkusan Martabak pada Helena.
"Tapi, aku nggak..."
Helena buru-buru mengecek kembali ponselnya. Dan betapa terkejutnya dia ketika menyadari siapa orang yang menerima pesannya. 'Mampus aku!'-, hatinya merutuki dirinya sendiri yang telah melakukan kesalahan nyang fatal.
"Maaf! Aku bener-bener minta maaf! Aku salah kirim pesan! Harusnya aku kirim ke penjual martabak langgananku, bukannya ke kamu!" Helena menyatukan telapak tangannya di depan wajah, meminta pengampunan. Berharap dengan itu dia dapat meminimalisir rasa kesal dari pria di depannya.