Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 31 - Gadis Ling lung

Chapter 31 - Gadis Ling lung

Di dalam sebuah kedai terlihat seorang pemuda yang tengah menyantap makanannya.

Nampak juga beberapa piring kosong yang tertumpuk di sisi lain meja pemuda itu.

Setelah selesai dengan makanannya tadi, pemuda itu lantas meminum secangkir minuman yang ada di depannya.

Seusai menghilangkan rasa lapar di perutnya, ia melihat dan mengamati sekeliling, tidak ada sesuatu yang aneh ataupun spesial di dalam kedai tersebut.

Hingga dirinya menatap pada ruangan pojok yang ada di dalam kedai itu

Ada seorang pemuda yang menyandarkan kepalanya di atas muka mejanya.

Di meja itu telihat ada beberapa botol minuman dan gelas kecil yang tidak tertata rapi di sana.

Bag mengamatinya dari tempat ia duduk, pemuda yang duduk di mejak pojok itu bener benar terlihat sangat suram.

Bajunya berantakan, rambutnya kusut tak teratur, dan juga aroma minuman yang sangat pekat tercium dari tempatnya duduk.

Dirinya melihat orang itu terus menerus sembari berpikir soal mencari informasi tentang Bopo di dusun itu.

Walaupun Bag sebenarnya penasaran dengan orang suram yang di pojokan hingga sampai seperti itu keadaannya.

"Hoi"

Sebuah sapaan kecil datang dari arah belakangnya.

Dan karena itu juga seketika dirinya menoleh ke arah sumber suara tersebut

"Apa yang kau lakukan Bag? Kau sudah mendapat infonya?"

Seorang laki laki muda datang lalu menanyainya dari arah belakang.

"Ternyata kau Yaq, ya aku sudah dapat informasi soal letak rumah dari Bopo"

"Hanya itu?"

"Iya hanya itu, hehe"

Terlihat Yaq menggelengkan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Bag.

"Haah... Yasudah, mumpung aku sudah kembali aku mau lihat caramu mendapatkan informasi"

Ia melihat area sekitarannya di dalam kedai tersebut, namun kedai itu benar benar dalam keadaan sepi pengunjung.

Sampai akhirnya Yaq melihat ke arah tempat duduk pemuda yang nampak kacau di meja pojokan itu.

"Itu ada orang, coba dapatkan info dari orang itu"

"Kau serius?"

"Ya, infomu masih sangat sedikit, jadi cari lagi info yang lainnya"

Dengan sedikit terpaksa Bag berjalan ke arah orang itu dan ingin menanyakan sesuatu.

"Em Permisi tuan, saya ingin bertanya kepada anda tentang sesuatu"

Sesudah mengatakan itu, tidak terlihat gerakan ataupun respon dari orang yang di tanya.

Bag pun melihat kearah Yaq dengan ekspresi yang mengatakan kalau ini adalah hal yang percuma untuk bertanya informasi kepada orang yang seperti ini.

Namun, Yaq kembali memberi tanda agar dirinya bertanya lagi kepada orang itu.

"Apakah anda tahu tuan Bopo?"

Mendengar kalimat itu, mata dari orang tersebut melirik kearah sumber suara. Namun orang itu tetap dalam posisi membungkuknya

Bag pun kembali melihat kearah Yaq dan mengangkat bahunya, dirinya seolah ingin menunjukkan bahwa ini benar benar suatu hal yang percuma.

Kembali Yaq menanggapi dengan tanda supaya Bag kembali bertanya lagi dengan orang itu.

Dan alangkah terkejutnya kalau orang yang tadi hanya menyandarkan kepalanya di atas meja sedari awal, kini terlihat orang itu sudah membenarkan posisi duduknya dan menatap ke arah Bag.

"Kau mencari tuan Bopo?"

Tanya orang itu dengan suaranya yang berat.

"Iya, apakah anda tahu sesuatu?"

Jawab Bag yang sedikit bersemangat mengetahui orang di depannya ini menanggapi pertanyaannya.

Melihat keduanya bercakap cakap. Yaq pun perlahan mendekat kearah mereka berdua.

Melihat kehadiran dari Yaq orang lusuh itu kemudian berkata

"Apa urusan kalian dengannya?"

Dan sebelum Bag menjawab pertanyaan tersebut, Yaq melambaikan tangannya dan kemudian berkata

"Seseorang meminta tolong kepada kami, untuk melakukan transaksi dengannya (Bopo)"

*Transaksi yang di maksud Yaq adalah untuk memastikan keberadaan anak jalu dan membawanya kembali

Setelah mendengar jawaban dari Yaq, orang yang nampak lusuh itu menatap keduanya dengan tatapan yang dalam.

Sampai pada akhirnya orang itu memutuskan untuk menenggak minumannya yang ada di botol dan di lanjut dengan berbicara lagi

"Bopo adalah orang yang cukup di segani di dusun ini, di daerah ini tidak ada yang tidak mengenalnya"

"Apa Itu sebabnya dia di sebut *Orang pintar?"

"Tidak, dia bukan di sebut orang pintar karena di segani. Melainkan karena dirinya memang pintar sehingga dia di segani oleh orang orang di sekitarnya"

Kembali orang yang nampak lusuh itu menenggak botol minuman yang ada di tangannya, namun secara tiba tiba dia membanting botol itu ke lantai hingga pecah berkeping-keping.

"TAPI ITU SEMUANYA OMONG KOSONG!!"

"BAJINGAN TUA ITU HANYA SEORANG PENIPU!!!"

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUATNYA MENYESAL!!! Tunggu aku Desi, aku akan membawamu pergi dari tempat itu!"

Setelah mengatakan itu semuanya, pria lusuh itu kembali tertunduk dan menjatuhkan kepalanya di atas meja di depannya.

Bag dan Yaq saling melirik melihat apa yang baru saja di lakukan oleh pria di depan mereka itu.

Yaq pun mengangguk kearah Bag seakan memberikan tanda akan sesuatu.. Bag yang paham pun lantas bertanya kepada pria itu lagi..

"Apa ada hal yang terjadi? Mungkin kami bisa membantu"

..

...

...

Di sebuah rumah besar di dalam aula rumah tersebut, terlihat seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di depan beberapa bawahannya.

"Apakah kalian mendapatkannya?"

Ucap pria paruh baya itu kepada bawahannya.

"Iya Tuan, kami berhasil mendapatkannya seperti yang Tuan katakan"

Mendapat jawaban itu, pria paruh baya tersebut merasa senang dan berbunga bunga di dalam hatinya.

"Kalau begitu cepat, bawa kemari"

Kemudian, ada salah satu bawahannya yang maju dengan membawa peti kecil yang tertempel kertas di atasnya.

...

....

Di dalam ruang yang sepi..

Seorang gadis bermata sayu dengan rambut sebahu dan mengenakan kalung tali yang berhiaskan batu permata berwarna coklat.

Terlihat gadis itu sedang terduduk di lantai dengan tatapan yang kosong, menatap sesuatu yang ada di dekapan tangannya.

Di dekapan kedua tangannya adalah gelas minuman yang berisikan air yang masih belum terminum isinya.

Semua yang melihatnya akan langsung tahu kalau gadis itu sekarang dalam keadaan yang ling lung.

Di luar ruangan itu terdapat 1 orang yang menjaga gadis tersebut dari balik pintu ruangan.

Dan dari arah yang lain, nampak pria paruh baya yang mengenakan baju rapi berjalan mengarah ke tempat orang yang sedang berjaga itu.

Penjaga tersebut segera memberi hormat kepada sosok pria paruh baya yang datang ke arahnya tersebut.

"Bagaimana keadaannya?"

Tanya pria paruh baya itu kepada penjaga tersebut.

"Masih dalam kondisi yang sama tuan"

Ucap penjaga itu.

Pria paruh baya itupun lalu masuk ke dalam ruangan tersebut melewati sang penjaga.

"Tidak aku sangka kau bahkan mampu bertahan selama ini"

Gumam pria paruh baya tersebut

"Apakah aku perlu menambah dosisnya?"

Setelah mengatakan itu, pria paruh baya tersebut membuka kantong kecil yang ia bawa.

Terdapat serbuk putih di dalam kantong itu.

Pria paruh baya itu meletakan beberapa taburan di tangannya dan meniupkannya di wajah sang gadis.

Setelah itu dia menuangkan serbuk tersebut ke minuman yang di pegangi si gadis itu.

Mata gadis itu semakin layu, dan nampak semakin kosong.

Itu adalah momen dimana kesadaran gadis itu di paksa untuk tenggelam ke dasar.

Pria paruh baya itu mengulurkan tangannya dan kemudian memegang dagu dari si gadis.

"Serbuk pemikat, obat ini sangat efektif untuk menjinakkan orang orang hingga seperti peliharaan sendiri"

"Kenapa gadis ini masih bisa bertahan sampai sekarang?"

Yang tidak pria paruh baya itu sadari adalah permata coklat yang berkalung di leher gadis tersebut.

Sedari awal Permata itu menyala dan redup.

Di sisi lain...

2 anak muda lelaki berjalan ke arah bangunan rumah yang cukup besar halamannya.

Halaman rumah itu di kelilingi pagar yang cukup tinggi.

Dan di ujung pagar itu terdapat pintu gerbang dengan 1 penjaga di depannya.

"Ini adalah area pribadi milik Tuan Bopo, ada keperluan apa kalian datang kemari?"

Seru penjaga itu kepada Bag dan Yaq.

"Kami ingin meminta tolong kepada Tuan Bopo apa kami bisa menemuinya?"

Ucap Yaq kepada penjaga itu.

Penjaga itu melihat mengamati Yaq dan Bag dengan serius sampai matanya tertuju ke sosok pemuda yang ada di belakang Yaq dan Bag.

Setelah mengamati sejenak penampilan mereka, penjaga itu kemudian berkata;

"Urusan apa yang ingin kalian ajukan kepada tuan Bopo? Dan imbalan apa yang akan kalian tawarkan!!?"

Seru penjaga itu dengan tatapan yang meremehkan.

"Kami hanya ingin meminta tolong untuk di carikan teman kami yang sudah lama tidak terdengar kabarnya"

"Dan ini adalah imbalan yang akan kami tawarkan kepada tuan Bopo jika bersedia membantu kami"

Ucap Bag sembari memperlihatkan sekantong kepingan koin emas kepada penjaga tersebut.

...

....

2 orang pemuda tengah duduk di sebuah ruangan yang kecil

"Hei Yaq apa menurut mu anak bapak itu masih ada disini?"

Ucap Bag kepada Yaq, dirinya merasa bahwa di area itu Bag sama sekali tidak melihat adanya tanda tanda seorang anak gadis perempuan.

"Ya entahlah Bag, kita coba saja dulu lagipula sudah terlanjur sampai disini kita"

Tak berselang lama ada seorang pemuda yang memberi isyarat untuk mereka agar mengikuti pemuda tersebut.

Pemuda itu berkata

"Tuan Bopo telah menunggu kalian di ruang utamanya"

Mereka berduapun mengikuti pemuda itu berjalan ke arah ruangan yang lain.

Setelah mereka sampai, keduanya langsung di persilahkan untuk duduk dan mengutarakan *keluhan atau niat awal alasan kenapa mereka datang kesana.

"Kami ingin meminta tolong agar Tuan bopo mencarikan teman kami yang sudah sepekan tidak pulang"

Bopo menatap mereka dalam dalam, seperti ada sesuatu yang dia pikirkan di dalam kepalanya sendiri.

Dan untuk memastikan pikirannya tersebut dia lalu bertanya kepada Bag dan Yaq .

"Siapakah teman yang kalian maksud anak muda..?? Siapa nama teman kalian itu?"

"Oh itu.. dia adalah putri da..

Belum sempat Bag menyelesaikan kalimatnya, Yaq langsung menimpali dengan perkataannya.

"Desi inala, putri dari bapak Jatnu tunggal"

Ucap Yaq dengan tatapan yang dalam.

Bopo sedikit tersentak saat mendengar nama dari anak yang di cari.

Bukan hanya itu Bopo juga terkejut saat mendengar nama dari ayah dari anak yang hilang itu.

Bopo kemudian mengingat kejadian sekitar beberapa waktu yang lalu, tepatnya 7 hari sebelumnya.

Di hari itu ada pria paruh baya yang membuat kehebohan di depan area pribadinya itu.

Walaupun hal itu membuat beberapa orang berkerumun, pada akhirnya situasi tersebut masih bisa dia di kendalikan secara halus.

"Jadi begitu orang tua itu meminta bantuan kepada anak anak ini untuk menyelidiki soal anaknya yang belum kembali ke rumahnya".

Pikir Bopo dengan seringai menjijikan yang muncul di pikirannya.

Dan untuk memastikannya kembali dia pun lanjut bertanya kepada anak-anak muda di depannya itu.

"Kalian meminta bantuan untuk mencarikan teman kalian yang hilang.. imbalan apa yang kalian tawarkan untuk kembalinya teman kalian itu?"

Tatap Bopo dengan pandangan yang serius, ia ingin tahu apa yang di tawarkan anak anak di depannya itu untuk menemukan si Desi

Bag pun segera mengeluarkan kantong seukuran buah pepaya yang di isi penuh dengan koin emas.

"Ini.."

Melihat itu Bopo menjadi terperangah, dia tidak menyangka kalau anak anak di depannya ini akan memberikan imbalan sebesar itu kepadanya.

Jikalau dia mau, dia bisa melepaskan desi dan langsung menukarnya dengan kantong emas tersebut.

Bahkan jika dirinya melakukan itu, itu tidak akan membuatnya rugi, justru dia tetap mendapatkan untung yang banyak hanya dengan melakukan hal seperti itu.

Dia lalu berkata

"Kalian bahkan membawa imbalan sebesar ini hanya untuk menemukan teman kalian yang belum kembali itu, dia pasti adalah teman yang berarti bagi kalian"

Bag hanya terdiam dan Yaq menatap dengan tatapan yang dalam..

Saat Bopo ingin memanggil salah satu bawahannya, dirinya langsung teringat soal fase Desi yang sudah berada dalam fase ling lung.

Hanya tinggal menunggu waktu saja agar dia memasuki fase *akhirnya

Bopo memperkirakan kalau Desi akan memasuki fase akhir paling lama yaitu 2 hari lagi.

Mengetahui hal itu Bopo pun segera berkata kepada Yaq dan Bag.

"3 hari! Akan aku pastikan teman kalian sudah bisa kembali kerumahnya nanti!"

Bag merasa kalau ada yang aneh dalam perkataan yang di ucapkan oleh Bopo.

Sedangkan Yaq dirinya masih menatap Bopo dengan tatapan yang serius, seolah olah dia tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh Bopo.

Bopo pun mengangkat tangannya dan memanggil anak buahnya ke sisinya.

Dia kemudian berbicara pelan Kepada bawahannya tersebut.

"Beritahu Natu untuk mempersiapkan semuanya"

Bawahan itu mengangguk dan kemudian mengambil kantong emas yang ada di meja tersebut, setelahnya dirinya langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Kalian boleh pergi sekarang! 3 hari dari sekarang kalian datanglah kemari, akan aku pertemukan kalian dengan teman kalian yang hilang itu"

Ucap bopo sembari beranjak dari tempat duduknya.

Ia secara terang terangan menyuruh Yaq dan Bag untuk pergi dari hadapannya setelah menyerahkan kantong emas kepada dirinya.

Bag dan Yaq pun hanya diam, mereka lalu ikut berdiri dan kemudian berkata

"Kalo begitu Kamu pamit undur diri"

Sembari melihat Yaq dan Bag meninggalkan ruangan itu, Bopo kembali memikirkan soal betapa beruntungnya diirinya hari ini.

Selain mendapatkan kantong penuh dengan emas, dirinya juga akan berhasil mengubah Desi dari fase linglung menjadi dalam keadaan tunduk kepada dirinya.

"Hah..

"Hah...

"Haah... Benar benar rejeki nomplok! Bukan hanya aku mendapatkan gadis perawan! Bahkan aku juga mendapatkan sekantong emas secara cuma cuma!!!"

"Hah Hah Hah!! Terimakasih orang tua bodoh!! Berkatmu yang mengirim anak anak itu!! aku jadi mendapatkan keuntungan yang besar!!"

Terlihat wajah asli Bopo yang sangat menjijikan terlihat tersenyum menyeringai karena ocehannya sendiri.

Ia pun berjalan ke dalam lorong dengan senyum menjijikkan nya itu

Disisi lain, Bag dan Yaq sudah berada di luar area rumah Bopo.

"Hanya begini Yaq?"

Yaq yang mendengar hal itu hanya menimpali dengan kalimat

"Ya sementara hanya begini, selanjutnya aku akan jalan jalan sebentar"

"Apa perlu denganku?"

Tanya Bag kepada Yaq, dirinya juga ingin tahu kemana sebenarnya Yaq jalan jalan.

Walaupun Bag cukup yakin bahwa yang di maksud Yaq * jalan jalan disini adalah mencari petunjuk atau informasi sedetail mungkin.

Karena dari yang sudah sudah, setiap kali dirinya menjalankan misi atau tugas permintaan bersama Yaq, Yaq akan selalu memintanya untuk mencari informasi sebanyak mungkin.

Tidak jarang juga Yaq tiba tiba meninggalnya begitu saja tanpa alasan yang jelas dan kembali muncul secara tiba tiba.

Itulah kebiasaan Yaq yang dia hapal saat menjalani misi atau tugas permintaan.

"Tidak perlu, kau cukup lalukan apa yang menurutmu penting"

Ucap Yaq sembari berjalan lurus meninggalkan Bag yang berdiam diri.

"Ooo oke"

Setelah mengatakan itu Yaq sudah menghilang dari pandangannya.

Sementara itu.. di dalam area rumah Bopo..

"Apa yang terjadi padamu Natu?!!"

Seru Bopo kepada Natu yang datang kepadanya dengan keadaan lengan yang di perban.

Luka yang sebelumnya dia terima dari Yaq membuatnya benar benar membuatnya tidak bisa untuk menggerakkan lengannya itu.

"Maaafkan saya, beberapa waktu yang lalu ada penyusup ke dalam kediamanku"

"Penyusup!!?"

"Benar tuan Bopo, luka ini di sebabkan karena penyusup itu mencoba melukai saya"

"Lalu dimana penyusup itu?!!"

"Setelah dia mengambil yang dia perlukan, dia pergi"

Bopo melihat kearah Natu dengan teliti.

"Aku mempunyai beberapa musuh di dusun ini, bukan tidak mungkin para bajingan itu akan menyusup ke tempatku"

Ia lalu berteriak kepada para bahwasannya yang berada di sekitarnya

"PERKETAT KEAMANAN!! SIAPAPUN YANG KALIAN LIHAT MENCURIGAKAN DI AREA KEDIAMANKU LANGSUNG LUMPUHKAN LALU BAWA KEPADAKU!! KALIAN PAHAM!?!"

"Mengerti tuan Bopo"

"Mengerti tuan Bopo"

Jawab mereka serentak.

Setelah puas mendengarkan jawaban dari para bawahannya, Bopo kemudian memberikan sebuah pil kecil kepada Natu.

"Pulihkan dirimu dengan ini Natu, masih banyak pekerjaan yang harus kau lakukan"

Setelah itu Bopo pergi dari ruangan itu di iringi beberapa anak buahnya di belakangnya.

Sekarang Natu berada dalam ruangan itu sendirian.

Namun setelahnya, dari sisi kegelapan di bagian ruangan tersebut.

Muncul siluet seseorang yang semakin lama semakin jelas penampakannya..

Ekspresi raut wajah Natu langsung berubah saat dirinya di tinggal sendiri di dalam ruangan itu.

Dirinya sadar dengan keberadaan yang ada dalam kegelapan di ruangan tersebut dan dengan memberanikan diri, ia mencoba berkata kepada sosok siluet itu.

"Sa-saya sudah melaksanakan tugas yang engkau perintahkan.."

Ucap Natu dengan nada yang terbata bata.

"Bagus.. sebaiknya kau tidak mencoba untuk melakukan hal yang lucu terhadapku.. qtau kau bisa kehilangan kepalamu"

Setelah mengatakan itu, siluet tersebut seketika menghilang dan meninggalkan Natu sendirian di sana...