Setelah kejadian malam yang mencekam tempo hari...
Yaq menyuruh Bag untuk segera kembali ke paguyuban huruhara dan memberitahu Jatnu bahwa anaknya sudah di ketemukan.
Disinilah Bayu baru mulai tahu kalau alasan kedatangan dari Yaq dan Bag ke dusun itu tidak lain adalah atas dari permintaan ayah Desi.
Dan di saat Bag pergi untuk menjemput Jatnu dari Huru hara, Yaq kemudian mengumpulkan semua korban dari kebiadaban Bopo dan Natu di satu lokasi.
Dan setelah dia memastikan kalau semua korban dari Bopo sudah dia kumpulkan dalam satu lokasi yang sama, Ia tiba tiba pergi ke dari tempat itu begitu saja.
Orang orang desa yang sedari tadi melihat dan mengikuti instruksi dari Yaq pun menjadi kebingungan dengan maksud dari tindakan Yaq tersebut.
Sampai salah satu dari mereka pun berkata..
"Eh? Kenapa dia pergi? Apakah dia meninggalkan kita begitu saja disini?"
Bayu pun nampak bingung dengan kejadian itu, dan kini dia sendiri malah bingung apa yang harus dilakukan dengan orang orang yang terkena efek ramuan pesona dari Bopo.
Tak terkecuali kekasihnya *Desi yang saat ini berada di sampingya juga masih belum sepenuhnya sadar atas efek dari ramuan tersebut.
Namun.. tak berselang lama, Yaq pun kembali dengan membawa semacam bungkusan kantong kecil di tangannya, ia lalu mulai membagikan isi dari kantong tersebut kepada semua orang yang sudah dia kumpulkan di tempat itu secara merata.
Itu adalah pil tingkat 2, pil kesadaran diri.
Fungsi dari pil tersebut tidak lain adalah untuk menstabilkan mental yang sudah rusak dari diri seseorang.
Biasanya pil tersebut di gunakan para ahli budidaya yang mengalami frustasi ataupun depresi atas sesuatu yang tidak bisa di capainya.
Pil itu membantu menstabilkan pikiran mereka agar bisa lebih tenang dan berpikir lebih jernih supaya pikirannya tidak menghalangi mereka dalam mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Ya pil ini adalah obat pencegahan agar para ahli budidaya tidak terpuruk dalam pikiran negatifnya sendiri.
Dengan cara menstabilkan mental dan membuatnya menjadi lebih rileks itu dapan membantu mereka agar tidak menggila atau lepas kendali karena pikiran emosinya sendiri.
Namun kegunaan pil tersebut bukan hanya sebatas menstabilkan mental seseorang saat mengalami pergolakan atau ketidakstabilan.
Pil kelas 2 kesadaran diri juga mampu digunakan untuk menghapus efek ilusi terhadap seseorang.
Dengan catatan ilusi yang di maksud adalah ilusi tingkatan rendah.
Tetapi jika ilusinya adalah ilusi tingkat tinggi, maka sudah jelas kalau pil kelas 2 ini tidak cukup efektif untuk digunakan melepaskan ilusinya.
Namun, itu semua bisa di atasi dengan cara membuat pil kelas 2 ini dengan bahan yang bagus atau kelas tinggi, maka bukan tidak mungkin pil tersebut akan mengalami peningkatan dan efek yang di hasilkan akan menjadi semakin lebih menakjubkan.
Singkatnya.. pil tingkat 2 kesadaran diri ini. Adalah pencegahan bagi pembudidaya agar tidak menjadi gila karena tindakan atau emosinya sendiri.
Yap, saat ini Yaq membagikan pil tersebut dengan tujuan untuk menghapus efek ilusi yang terjadi karena ramuan pesona yang di berikan Bopo kepada para korbannya itu.
Meskipun mereka memang nampak ling lung atau kosong sekarang, tetapi mereka tetap masih bisa untuk di paksa untuk menelan pil tersebut kedalam mulutnya.
Keadaan mereka saat ini hampir tidak ada bedanya dengan layaknya sebuah boneka.
Satu persatu kerabat atau kenalan orang orang yang terkena efek ilusi itu mulai memasukan pil kelas 2 itu kedalam mulut mereka semua.
Dan tak berselang lama, mereka semua kembali sadar dan mulai bertanya tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Di saat semua orang mulai mendapatkan kesadarannya kembali, Bayu nampak kebingungan dan khawatir dengan gadis di depannya yang tak kunjung sadarkan diri.
Dia adalah Desi, kekasih dari Bayu.
Posisi gadis itu tetap diam dan tidak memberikan respon apapun terhadap pertanyaan pertanyaan yang di lontarkan oleh Bayu.
Yaq pun sadar akan hal itu dan ia melihat ke arah gadis itu dengan teliti.
Bayu yang mulai panik, dia mulai menggoncang goncangkan bahu dari Desi secara teratur.
Namun tetap saja, tidak ada respon yang di berikan oleh desi terhadap goncangan pelan yang di lakukan Bayu kepadanya.
Orang orang yang mulai bergembira karena kerabat atau kenalannya pulih kembali, mereka kini satu persatu mulai menatap ke arah Bayu yang heboh sendiri.
Sampai tiba tiba, Yaq sudah berada tepat di samping Bayu dan langsung mengulurkan tangannya mencoba menggapai leher Desi.
Bayu yang panik, ia lantas menoleh dan ingin mencoba menghalangi tindakan yang di lakukan oleh Yaq.
"HEI! APA YANG- !!??"
Namun percuma, reaksinya itu sangatlah lambat jika dibandingkan dengan gerakan Yaq yang saat ini menggapai si Desi.
"CTASS!!"
Suara seperti sebuah tali yang putus terdengar setelah Yaq mengangkat tangannya ke udara.
Dia saat ini memegang sebuah kalung yang di tengah-tengah kalung itu terdapat sebuah batu akik yang berwarna coklat menyala.
Bayu yang terkejut dengan apa yang di lakukan Yaq pun dia lalu berteriak kepada Yaq
"Apa yang kau lakukan!!?"
Yaq yang mendengar itu semua, ia hanya melirik dan kemudian berkata..
"Lihatlah"
Dengan segera Bayu mengalihkan pandanganya dari Yaq, dan melihat kearah Desi.
Perlahan Desi mengedipkan matanya dan mulai mendapatkan kesadarannya kembali secara menyeluruh.
"Dimana aku? Apa yang terjadi?"
Ucap Desi yang begitu lirih.
Dirinya masih merasa lemas dan cape akibat dari kembalinya kesadarannya itu.
"Desi kau kembali!! Syukurlah!!"
Teriak Bayu yang dengan segera memeluk Desi dengan erat.
Desi yang kebingungan dia hanya diam dan tidak membalas pelukan dari Bayu.
Dirinya masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi, melihat sekelilingnya terdapat banyak orang.
Di tambah lagi di depannya sekarang ada Bayu yang tiba tiba memeluk dirinya dengan erat, itu membuatnya menjadi semakin kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi disitu.
Selain itu dirinya juga masih merasa lemas dan cape akibat dari kembalinya kesadarannya sendiri.
Ia pun tidak bisa bereaksi atau lebih tepatnya bingung untuk bereaksi seperti apa.
Sementara itu Yaq yang melihat kejadian itu semua dirinya lantas bertanya kepada Desi.
"Kau, darimana kau mendapatkan batu ini?"
Melihat Yaq yang dengan jelas bertanya. Kepada dirinya, ia tetap berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut, walaupun kondisinya sendiri masihlah belum bugar
"Itu.. kalung itu adalah pemberian dari kakeku dahulu"
Mendengar jawaban darinya, Yaq kemudian berkata
"Dari aura serta efek nya, ini mungkin adalah Batu pelindung *kekang jiwa"
"Batu pelindung kekang jiwa?"
Tanya Desi kepada Yaq.
Ia baru mendengar kalau batu itu memiliki nama sebutan seperti itu.
"Batu ini adalah batu tipe pelindung yang akan aktif jika sukma dari pemakainya terkena serangan atau saat kesadarannya mulai terancam"
"Batu ini cukup efektif untuk digunakan melindungi sukma dari seseorang di masa masa tertentu"
"Namun batu ini juga memiliki efek samping, sukma orang yang memakainya akan di tenggelamkan oleh batu ini ke titik terdalam di diri seseorang tersebut"
"Dan jika itu terus berlanjut maka sukma dari pemakainya itu akan tersimpan secara rapi di dalam batu ini, dan jika tidak di atasi dengan benar maka sukma dari pemakainya itu akan selamanya berada didalam batu ini, sampai ada yang membukanya dari luar"
"Seperti namanya (kekang jiwa) batu ini secara otomatis akan langsung mengekang sukma dari pemakainya secara otomatis agar tidak terluka atau mengalami cedera yang lebih parah"
Setelah menjelaskan panjang lebar soal apa itu Batu kekang jiwa.
Yaq kemudian berkata kepada Desi.
"Kemungkinan kakekmu adalah seorang pembudidaya yang pensiun, itu sebabnya dia memberikan batu ini untuk melindungi kesadaranmu dari serangan dari luar"
"Walaupun itu juga beresiko tinggi karena batu ini akan langsung mengekang jiwa sukma atau kesadaran dari sang pemakai selama belum ada yang membebaskannya dari batu ini"
Mendengar penjelasan dari Yaq, Desi bersyukur ternyata kakeknya punya maksud yang baik dengan memberinya kalung batu akik tersebut kepada dirinya.
Ya walaupun perlindungan itu juga memiliki resiko yang tinggi, namun itu tidak mengubah fakta bahwa kalung itu sudah melindungi dirinya dengan baik.
Bayu pun meminta maaf kepada Yaq atas, tindakan yang sebelumnya ia lakukan.
Dan setelahnya dia menceritakan semua hal yang terjadi di dusun itu kepada Desi.
Ia juga memberitahukan kalau ayahnya saat ini sudah di hubungi dan akan segera kembali ke desanya.
Yaq pun hanya tersenyum tipis dan kemudian berbalik, lalu pergi dari lokasi itu.
Beberapa hari kemudian Bag kembali ke dusun tersebut bersama dengan Jatnu.
Setelah sampai di rumahnya, Jatnu di sambut Desi dengan ramah dan hangat.
Di saat itu juga Jatnu lalu memeluk putrinya dengan perasaan gembira dan bahagia.
Tak jauh dari sana Yaq hanya menyaksikan kejadian itu dan ia merasakan perasaan senang dan puas atas bergembiranya antara ayah dan anak itu.
Perasaan yang di rasakan Yaq saat ini adalah kepuasan dari jalan hidup pribadinya sendiri.
Ia puas dengan hasil dilakukan dirinya saat memutuskan untuk menolong seseorang dengan kekuatannya.
Walaupun dengan cara membunuh atau dengan cara menghancurkan suatu organisasi atau pemimpin klan.
Maka jika hal itu bisa membuat orang yang tertindas menjadi lebih baik, maka dengan senang hati Yaq pasti akan melakukannya.
Ya cara yang di lakukan Yaq mungkin terdengar kejam atau bahkan keji, namun itu semua memang kadang di perlukan untuk membenahi atau memulai sebuah sistem yang baru agar menjadi lebih baik.
Seperti halnya yang di lakukan Yaq di dusun ini, dirinya datang bersama dengan Bag dengan tujuan damai awalnya.
Namun karena atas keserakahan dari Bopo yang malah ingin memeras dan merampok Bag di saat melihat kepingan koin emas di kantong.
Yaq langsung memutuskan untuk menghancurkan Bopo beserta para anak buah dan anggota perkumpulannya semuanya tanpa tersisa.
Walaupun memang Yaq sendiri yang menyuruh Bag agar menggunakan Kantong koin emas itu sebagai umpan, tetapi jika di saat itu Bopo menolak atau dia meminta bayaran yang normal, maka Yaq hanya akan mengambil anak Jatnu lalu lekas pergi dari dusun itu.
Namun sayangnya, alih alih menaruh tarif normal atau bahkan menolak koin emas itu.
Bopo malah langsung menunjukkan sisi serakahnya di hadapan Yaq.
Dia meminta semua dari koin emas tersebut yang jumlahnya ratusan.
Padahal di tarif biasa, menurut info yang di dapat Yaq dari Natu, Bopo paling tinggi mengenakan tarif kepada semua orang adalah 3 koin emas, seberat apapun permintaannya. Bahkan jika itu adalah pemintaan penglihatan masa depan (penerawangan)
Maka dengan alasan itu sudah di putuskan kalau penghancuran dari komplotan Bopo ini sudah tidak akan bisa di hindarkan.
Dan seperti yang terjadi selanjutnya, tempat Bopo benar benar di bumi hanguskan, dan selanjutnya para penduduk akan secara otomatis membenahi sistem yang bobrok di dusun itu supaya menjadi lebih baik.
Dan tentu saja, di saat itu terjadi mereka semua akan jauh lebih bisa berhati hati dan waspada jikalau memang akan ada lagi orang seperti Bopo yang muncul di kemudian hari.
Singkatnya mereka bisa melakukan pencegahan atau langsung mengetahui gerak geriknya.
Lalu di sisi lain, Bayu kemudian menghampiri dan mulai menyampaikan rasa terimakasih yang sangat amat dalam dan tulus kepada Yaq dan Bag.
Ia bahkan juga sampai memberikan sekotak hadiah kepada Yaq dan Bag.
"Ini adalah ucapan terimakasih kami para penduduk dusun atas apa yang telah kalian lakukan kepada dusun ini"
Ucap nya sembari memberikan kotak hadiah itu kepada Bag dan Yaq.
Bag pun mengambil kotak itu dan kemudian memasukkannya kedalam gelang penyimpanan miliknya.
Setelahnya mereka pun berjalan pergi dari tempat itu dan lekas kembali ke Paguyuban Huruhara.
...
....
Sementara itu di sebuah tanah lapang yang ukurannya cukup luas, terlihat ada dua pemuda sedang bertarung, mereka bertarung dengan menggunakan kemampuan uniknya masing masing.
Satu pemuda menggunakan pedang bermata dua yang cukup panjang, dan pemuda yang satunya lagi ia menggunakan semacam cakar di tangan kirinya.
Dan disisi yang agak jauh dari mereka berdua, terlihat banyak kerumunan orang yang sedang asik menyaksikan kehebohan dari pertarungan dua pemuda tersebut.
"GAAHH!!! Teknik pedangmu memang merepotkan senior!! Tapi coba tahan ini!!! Ini adalah teknik yang baru aku dapat setelah sekian lama berlatih"
"Teknik naga merah... Semburan aura"
Seru pemuda berambut coklat dengan gerakan mengulurkan tangannya kedepan sembari mencengkram udara di depannya.
Segera sebuah gelombang tenaga dalam yang cukup besar keluar mengarah kepada pemuda yang lainnya.
Gelombang tenaga dalam itu berbentuk layaknya pilar yang langsung menyerang lurus tepat ke arah sang pemuda yang membawa pedang.
Serangan itu sangat cepat, bahkan saking cepatnya ahli di ranah pendekar pun tidak akan mampu untuk bereaksi terhadap serangan gelombang tenaga dalam tersebut.
Namun, pemuda bersenjatakan pedang tersebut juga tidak tinggal diam.
Dirinya langsung mengarahkan pedangnya ke arah langit dan keluarlah aura tenaga dalam yang tidak kalah besar dengan gelombang serangan yang mengarah kepadanya.
Dan dengan ayunan kedua tangannya ia mengarahkan pedangnya itu kearah pemuda yang menyerangnya tadi.
"Teknik pedang... Aura tenaga dalam"
Dua kekuatan itupun saling bertubrukan sehingga mengakibatkan hempasan angin yang teramat kuat ke sekitarnya.
Debu debu berterbangan dan kedua pemuda yang bertarung tadi pun mulai tertutupi oleh kabut debu itu.
Dan perlahan di saat kabut mulai pudar, terlihatlah kedua pemuda itu masih berdiri di tempatnya masing masing.
Meskipun pemuda yang menggunakan cakar itu terengah engah, tidak mengubah fakta kalau dirinya masihlah tetap berdiri di tempatnya.
"KRATAK!! CTAARR!!"
Tak berselang lama cakar dari pemuda itu pun pecah berhamburan ke tanah, melihat itu pemuda yang membawa pedang pun bergegas menuju ke arah pemuda tersebut dan kemudian berbincang dengannya.
Para penonton yang melihat itupun menjadi kagum dengan kedua pemuda tersebut.
Selain kekuatannya yang hebat, mereka ternyata sangat peduli dengan keadaan rekannya sendiri.
Dan karena alasan itulah mereka semua menjadi lebih kagum dengan dua pemuda itu.
Bukan tanpa sebab, meskipun mereka berdua masih nampak sangat muda, tetapi kekuatan yang mereka miliki tidaklah kecil.
Banyak dari penonton yang memberi tanggapan atas pertarungan mereka berdua.
Walaupun aslinya keduanya ini bertarung hanya atas dasar untuk "latih tanding".
"Jadi ini adalah pertempuran antara ranah Ksatria"
"Benar benar kekuatan yang menakjubkan"
"Tidak salah aku untuk ikut kedalam paguyuban ini"
Begitulah kira kira beberapa tanggapan dari para penonton yang sedari tadi melihat pertarungan dari kedua pemuda tersebut.
Dan faktanya mereka ini adalah para anggota dari organisasi Agaluhur.
Baik anggota lama ataupun baru jika ada kesempatan, mereka semua senang untuk menyaksikan teman,rekan atau seniornya yang sesama anggota paguyuban saat sedang melakukan latih tanding.
Tidak jarang ada juga yang mencoba untuk mengajukan tantangan kepada sesama anggota paguyuban jikalau ada yang merasa tersinggung.
Tentu saja jika sebuah tantangan terjadi maka yang di tantang pun berhak menolak ataupun menerima tantangan tersebut.
"Apa kau tidak apa Seisi? Tanganmu.."
Ucap pemuda berambut pirang sembari mengnyimpan kembali pedangnya itu kedalam gelang penyimpanan miliknya.
Ia menanyakan keadaan dari juniornya yang terlihat terengah engah setelah pertarungan hebat tadi.
Terlihat juga kalau cakar dari juniornya itu sudah hancur berkeping keping oleh karena latih tanding tadi.
"Tidak apa senior, ini sudah menjadi hal yang wajar untukku. Justru aku berterimakasih kepadamu senior karena telah bersedia berlatih tanding denganku, kekuatan pedangmu memang sunggu hebat"
Pemuda berambut pirang itupun tersenyum dan kemudian menjawab..
"Kekuatan kemampuan nagamu juga tidak kalah hebat, bahkan dirimu yang masih berada di ranah Ksatria tahap 2 pun mampu mengimbangi kemampuan ahli Ksatria tahap 5"
Nama dari pemuda berambut coklat yang menggunakan cakar layaknya Naga itu adalah Seisi.
Ia merupakan ahli budidaya ranah Ksatria tahap 2.
Dirinya berfokus pada kemampuan kekuatan Naga miliknya.
Meskipun dirinya baru berada di ranah Ksatria tahap 2, kemampuannya itu tidak bisa di anggap remeh, pasalnya walaupun ranah yang dia capai baru tahap 2 Ksatria.. dia sudah sanggup mengimbangi teman atau rekannya yang lain yang ada di ranah Ksatria tahap 3 dan 4.
Itu sebabnya ia sekarang bertarung dengan seniornya yang berada di tahap 5 ranah Ksatria.
Itu di karenakan setiap dirinya meminta latih tanding dengan rekannya yang di tahap 3 atau 4, maka ia akan selalu mendapatkan kemenangan, bahkan untuk dirinya bisa menang ia tidak perlu sampai mengeluarkan kemampuan penuhnya.
"Haha.. senior Akib bisa saja, bahkan jika aku bisa menandingi senior saat ini, kita berdua tau kalau senior bahkan belum mengeluarkan kekuatan penuhnya di latih tanding tadi, tidak seperti saat senior sedang berlatih tanding dengan nona Hias"
Mendengar jawaban dari juniornya itu, pemuda berambut pirang tersebut hanya bisa tersenyum masam dan kemudian berkata.
"Ah iya tanganmu.. lebih baik kita ke segera ke nona Kea sekarang"
Setelah itu keduanya pun lantas pergi dari lapangan tersebut, menuju ke ruang pengobatan di paguyuban Agaluhur.
Seisi mengetahui kalau seniornya itu mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, dan benar saja. Alasan kenapa Akib tersenyum masam adalah karena dia teringat setiap latih tandingnya dengan Nona muda dari paguyuban Agaluhur.
Nona Hias bunga, adalah sosok yang saat ini menjadi ketua dari paguyuban Agaluhur.
Ia adalag gadis berambut merah tua dengan paras yang terbilang cantik.
Sosok yang menjadi panutan dan unggulan di dalam organisasi (paguyuban) Agaluhur.
Bukan tanpa alasan, nona Hias bunga sudah mencapai ranah Maya tahap 7 di usianya yang sekarang yang terbilang masih muda.
Ia mendirikan Paguyuban Agaluhur dengan tujuan untuk mengumpulkan orang orang dengan bakat unik di sekitarnya agar tidak sembarangan dalam menggunakan kemampuan bakat unik yang dimilikinya.
Dia juga adalah orang yang merekrut Akib kedalam paguyuban Agaluhur di saat Akib masih menjalani kehidupan sebagai pengawal bayaran.
..
...
Di dalam sebuah ruangan yang bersih dan nyaman, dua orang pemuda nampak tengah di marahi oleh seorang perempuan muda yang berparas cantik dan memiliki badan yang bagus.
"Sudah aku bilang!! kalau kau melakuan latih tanding jangan berlebihan!! Lihatlah keadaanmu sekarang!!"
Terlihat dua pemuda itu tertunduk di posisinya masing masing, sang pemuda berambut cokelat dia terduduk di atas kasur dengan kepala tertunduk.
Dan sang pemuda berambut pirang yang juga tertunduk dengan posisinya yang sedang berdiri di ruangan ini.
"Maafkan aku senior Kea, dalam hal ini semuanya adalah salahku.. akulah yang memaksa Senior Akib agar mau berlatih tanding denganku"
Ucap Seisi dengan senyum masam di wajahnya.
Kea pun hanya menghela nafasnya dan kemudian berkata.
"Kau mungkin merasa senang karena sanggup mengimbangi kekuatan rekanmu yang ada di ranah yang jauh lebih tinggi darimu.. tapi aku beritahu kau, kalau kekuatanmu itu berasa dari entitas lain yang saat ini bersarang di tubuhmu"
"Bahkan jika itu adalah warisan dari leluhur Naga, kau pikir di ranahmu yang sekarang tubuhmu mampu untuk menahannya?!"
"Aku sudah mengecek roda energi di tubuhmu dan raga fisikmu ini.. setiap kali kau menggunakan kekuatan warisan naga merah ini baik itu roda energi atau raga fisikmu.. semuanya mengalami luka yang teratur, energi naga ini selalu mengikis dirimu"
"Dan jika itu masih di teruskan, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti tubuhmu ini akan termakan oleh warisan naga merah ini dan kau pun akan kehilangan kendali atas tubuhmu sendiri"
"Lihatlah.. tanganmu bahkan mati rasa, itu bukan karena luka luar, tetapi karena pekatnya energi warisan naga merah yang sudah melekat di tangan kirimu itu!!"
Mendengar semua perkataan yang di lontarkan oleh Nona Kea, Seisi hanya terdiam dan memikirkan kembali tentang kekuatan yang dia dapat secara kebetulan ini.
Akib yang cukup kasihan mendengar semua perkataan yang menyudutkan Seisi supaya dirinya tidak menggunakan kekuatannya pun lantas bertanya kepada Nona Kea..
"Jadi maksud nona Kea.. apakah Seisi tidak di perbolehkan untuk menggunakan kekuatan warisan naga merah milikknya itu?"
Mendengar itu lantas Kea menjawab
"Aku bukan melarangnya untuk tidak menggunakan kekuatan warisan naga miliknya.. hanya saja jika itu di teruskan maka itu hanya akan berbahaya bagi dirinya sendiri.."
Mendengar itu wajah Seisi menjadi semakin suram, namun sebelum dirinya tenggelam ke dalam pikirannya sendiri Kea kembali melanjutkan perkataannya.
"Batasilah dalam menggunakan warisan naga merahmu saat ini, warisan ini kekuatan yang sangat besar. Dan jika kau masih mau memakainya dengan tanpa perhitungan.. maka perkuat dulu dirimu. Tingkatkan kekuatan fisik dan roda energi milikmu itu"
Mendengar itu dengan segera wajah Seisi kembali cerah seakan mendapat pencerahan dari langit.
"Apakah bisa dengan begitu aku akan aman dan tidak membahayakan yang lain nona Kea?"
Kea hanya mengangguk dan tersenyum, tetapi meskipun hanya dengan anggukan dan senyum, itu sudah seperti melepas simpul yang ada di pikiran Seisi.
Ia bahkan langsung berdiri dari duduknya dan segera memberi hormat kepada nona Kea dan langsung pamit untuk undur diri.
"Apakah itu benar akan aman untuknya?"
Ucap Akib kepada Kea setelah melihat Seisi dari kejauhan melalui jendela ruangan itu.
"Tentu saja, itu tergantung pada kecakapan kemampuan dirinya sendiri.. tugasku adalah memberi resep supaya dia berhasil. Sedangkan untuk sukses atau tidaknya itu tergantung pada dirinya sendiri"
"Aku bahkan tidak menyangka kalau warisan leluhur naga merah akan jatuh pada anak seperti itu"
Imbuhnya sembari melihat Seisi dari kejauhan
"Ya mari lihat saja apa yang Nona hias bunga rencakan disaat dia merekrut anak itu kedalam paguyuban ini, meskipun begitu dia cukup tangguh menurutku"
Ucap Akib yang kemudian meninggalkan Kea sendiri di dalam ruangannya.