Di pagi yang cerah di sebuah pusat daerah yang cukup ramai penduduknya..
Terdapat beberapa bangunan yang di kelilingi tembok yang cukup tinggi sebagai pembatasnya.
Di ujung tembok itu terdapat sebuah gerbang, yang di atasnya bertuliskan AGALUHUR.
Itulah nama dari tempat tersebut, sebuah paguyuban yang berada di pusat kota Nagnag.
Di sudut lain dari kawasan paguyuban Agaluhur, terdapat seorang anak muda yang tengah berfokus dalam melakuan budidaya dalam mengolah dirinya menjadi lebih baik.
Pemuda itu nampak tengah duduk bersila di atas tempat tidurnya.
Dengan satu helaan nafas ia mencoba untuk menerobos ke tahap yang lebih tinggi di ranahnya yang sekarang.
Namun sayang, pemuda itu saat ini masih belum mampu untuk meningkatkan tahapan ke ranah yang jauh lebih tinggi.
"Gah!! Gagal lagi.. padahal aku sudah merasa kalau memang sudah saatnya diriku menerobos ke tahap 3 ranah Ksatria sekarang"
Gumam pemuda itu dengan ekspresi kesal di wajahnya
"Sebenarnya apa yang kurang?.. apakah bahan budidayaku yang kurang? Atau kekuatanku yang memang belum mumpuni? Atau adakah hal lainnya?"
Pikir pemuda tersebut, dan sebelum pemuda itu mulai memikirkan jauh lebih dalam lagi alasan mengapa dia masih belum bisa menerobos sekarang ini, tiba tiba terdengar suara di dalam benaknya..
"Bocah.. apa kau bodoh? Aku tidak percaya bahwa kau lah yang menemukanku sebagai warisan untukmu! Selama ini bagaimana caramu untuk meningkatkan ilmu budidayamu itu?!!"
Pemuda itu tidak terkejut dengan suara yang masuk kedalam benaknya itu sekarang, malahan dirinya mulai berpikir dan mengingat ingat kembali soal cara bagaimana dirinya bisa menaikkan tingkat budidaya miliknya.
"Sebelum aku mendapatkanmu, budidayaku saat itu ada di ranah pejuang tahap 9.. tetapi setelah aku mendapatkanmu, secara alami budidayaku langsung naik ke ranah pendekar tahap 5"
"Lalu..??!!"
"Lalu saat kau mencoba mengendalikan diriku.. setelah insiden itu budidaya ku juga langsung naik ke ranah Ksatria tahap 1 lalu setelahnya dan sampai sekarang aku baru di tahap 2 ranah Ksatria"
"Lalu karena apa kau bisa di tahap 2 ranah Ksatria sekarang?"
"Hmm.."
Kembali pemuda itu mulai mengingat ingat soal bagaimana cara dia naik ke tahap 2 ranah Ksatria.
"Berlatih dengan sungguh sungguh kemudian di saat aku merasa bahwa merasa tenang dan puas akan latihanku.. aku kemudian berbudidaya dan.."
Sebelum pemuda itu melanjutkan gumamannya, suara yang di benaknya langsung menyahuti
"Kalian para manusia selalu melakukan hal hal aneh seperti latihan, berlatih hingga di titik kalian merasa puas dan lega dengan usaha kalian sendiri"
"Aku telah banyak mengamati dan tidak seperti diriku yang tanpa perlu melakukan latihan.. kalian para manusia meletakkan diri kalian pada titik yang berbahaya hanya untuk mencapai gairah kalian sendiri.. aku cukup kagum dengan hal itu"
Mendengar semua perkataan itu, pemuda tersebut malah menjadi bingung dan kemudian berkata
"Hmmm... Sejak kapan kau jadi suka berceramah?"
Mendapat jawaban yang tidak pas untuk dirinya suara di benak pemuda itupun lantas berteriak
"APA YANG KAU BICARAKAN BOCAH!! JANGAN COBA COBA KAU MENGHINAKU DENGAN PIKIRAN KONYOLMU ITU!!"
"APA YANG KU KATAKAN HANYALAH RASA IBA ATAS USAHA KALIAN YANG MENYEDIHKAN ITU!! BAHKAN DENGAN USAHA KERAS KALIAN ITU!! PARA MANUSIA TIDAK AKAN MAMPU MENYAINGI KEKUATAN PARA NAGA!!"
Pemuda itupun hanya bisa tersenyum masam sembari menenangkan suara di benaknya tersebut.
"Terimakasih, aku sekarang paham karena apa aku belum bisa menerobos, bahkan jika bukan karenamu, aku mungkin masih di ranah pendekar saat ini"
Mendengar jawaban itu, suara di benak pemuda itupun lantas berkata
"Itulah yang nyata!! bahkan hanya untuk meningkatkan kekuatan kalian yang tidak seberapa itu.. kalian para manusia masih harus menggunakan harta langit dan bumi! Menyedihkan"
Setelah mengatakan itu, suara di benak pemuda itupun langsung hilang seketika.
"Tok tok tok.."
"Kak Seisi apa boleh aku masuk?"
Terdengar suara ketukan di pintu, di susul dengan suara lembut dari seorang perempuan.
"Silahkan.. masuk saja"
Setelah pintu terbuka nampaklah seorang gadis kecil berambut sebahu yang berwarna putih perak.
Ia memakai setelan baju yang warnanya serasi dengan warna rambutnya.
Wajah yang imut dengan bola matanya yang berwarna hijau muda membuatnya menjadi terlihat semakin menggemaskan
"Ah ternyata kau Ais, ada apa tumben kau kemari?"
Nama gadis kecil itu adalah Ais, dia adalah gadis yang baru baru ini bergabung ke Paguyuban Agaluhur tanpa di rekrut oleh siapapun.
Di saat di tanya dirinya darimana dan untuk tujuan apa dia mau bergabung pun dirinya tidak ingin menjawabnya.
Bisa di bilang latar belakang dari Ais masih belum di ketahui, namun disaat itulah dirinya dengan sukarela menunjukkan kemampuan uniknya kepada Nona Hias bunga secara langsung.
Dan alangkah terkejutnya bahwa Ais ini ternyata memiliki bakat di bidang penyembuhan.
Bahkan jika di kembangkan dengan baik, bakatnya itu bisa jauh lebih hebat di bandingkan dengan Nona Kea.
Belum lagi di saat itu ia datang ke Paguyuban Agaluhur sudah berada di peringkat 7 ranah pendekar dalam ilmu budidaya.
Dengan berbagai pertimbangan, pada akhirnya Ais di perbolehkan untuk tinggal di Paguyuban Agaluhur saat ini menjadi asisten pribadi nona Hias
"Kak Hias memanggil dirimu"
Ucap Ais dengan lembut kepada Seisi.
"Baiklah aku akan kesana"
..
...
Beberapa saat kemudian..
"Duduklah"
Ucap seorang gadis muda yang parasnya cantik dengan tubuhnya yang molek menggoda.
Saat ini ia sedang berdiri di sisi ruangan dengan memegang secarik kertas di tangannya.
Penampilannya sungguh menarik.
wajah cantik, kulit putih, mata lentik berwarna merah membuatnya menjadi terlihat semakin menarik di mata banyak pria.
Bahkan hanya dengan penampilannya saja, pria hidung belang manapun akan langsung tertarik dan terpana ingin memiliki dirinya.
Tak terkecuali Seisi, ia juga memiliki rasa yang cukup besar terhadap Nona Hias bunga.
Malahan salah satu alasan kenapa dirinya ikut di Paguyuban Agaluhur adalah agar bisa menjadi lebih dekat dengan Nona Hias bunga.
"Ada misi untukmu hari ini"
Ucap Hias sembari mengeluarkan sebuah kotak kayu dari cincin penyimpanan miliknya, dan kemudian duduk di bangkunya.
Kotak itu berukuran sedang dengan corak ukiran kayu yang unik di sisi sisinya.
"Misi apa itu nona?"
Tanya Seisi kepada Hias.
"Misi kali ini cukup sederhana, kau hanya perlu mengantarkan kotak pesanan ini kepada keluarga Mori di desa Harmu"
"Kau akan di temani dengan Ais dalam perjalanan ini, saat sudah sampai disana biarlah Ais yang mengurus sisanya"
Ucap Hias sembari mengarahkan tangannya kearah Ais yang berdiri di sampingnya.
Misi yang memang sederhana jika di bandingkan dengan misi misi yang di jalani oleh Bag.
Seisi pun langsung meng iyakan misi tersebut lalu pamit undur diri dari ruangan itu untuk segera menjalankan misi yang di berikan kepadanya.
Pada dasarnya Paguyuban Agaluhur tidak jauh berbeda dengan paguyuban Huruhara.
Mereka menerima dan menjalankan misi agar bisa mendapatkan keuntungan untuk menjalankan dan menstabilkan paguyuban masing masing.
Mungkin yang sedikit membedakan antara Huruhara dan Agaluhur adalah Paguyuban Agaluhur itu di ciptakan dari keluarga Hias Bunga itu sendiri.
Dengan kata lain, di belakang dari Nona Hias bunga yang saat ini menjabat sebagai ketua Organisasi paguyuban Agaluhur, terdapat para tetua atau sesepuh yang menyokong dan mendukung Paguyuban Agaluhur.
Sedangkan untuk kasus Huruhara, paguyuban itu di cetuskan dari beberapa kalangan ahli budidaya yang secara independen berdiri sendiri, mereka adalah Budiya, Alan, Namkul, Dahu, dan Barun.
Mereka ada adalah ahli budidaya yang secara kebetulan memiliki prinsip atau pemikiran yang cukup seragam, dan dengan kesepakatan yang mereka buat sendiri, mereka memilih salah satu yang menurut mereka paling cocok dan mumpuni diantara semuanya untuk menjadi pemimpin di Paguyuban Huruhara.
Tidak ada yang menyokong ataupun mendanai ke 5 orang itu untuk mendirikan Paguyuban Huruhara.
Dengan alasan itulah, kebanyakan misi di Paguyuban Agaluhur pun sedikit berbeda dengan di Huruhara.
Jika di Huruhara semua kalangan di perbolehkan untuk mengajukan permintaan misi asalkan ada imbalan yang di jadikan sebagai bahan pembayaran.
Maka di Agaluhur mereka membatasi atau memilah milah pihak yang ingin mengajukan misi dalam paguyuban.
Bahkan biasanya misi yang di berikan kepada anggota paguyuban, itu adalah misi yang selalu berhubungan dengan keluarga Bunga ataupun yang memiliki hubungan dengan keluarga Bunga.
Jika ada orang dari luar atau tidak memiliki hubungan dengan keluarga Bunga, maka pihak luar tersebut bila ingin menaruh permintaan misi di Agaluhur setidaknya harus menyiapkan bayaran atau imbalan sebesar 20 koin emas, dengan itu permintaan misinya akan bisa di proses oleh pihak dari Paguyuban Agaluhur.
...
....
Setelah melakukan perjalanan selama 2 hari lamanya, kini Seisi dan Ais sudah sampai di pinggiran kota Hamur.
Mereka memutuskan untuk berjalan kaki setelah cukup dekat dengan tempat tujuannya.
"Ngomong ngomong Ais, perkembangan mu benar benar fantastis ya.. kau bahkan sudah mencapai Ranah Ksatria hanya dengan 4 tahun di paguyuban Agaluhur"
Ucap Seisi yang mencoba memulai sebuah obrolan.
Ia melakukan itu sekarang karena sejak perjalanan 2 hari yang sebelumnya mereka sama sekali tidak berbicara dengan satu sama lainnya.
"Terimakasih atas pujiannya Kak, itu semua berkat kebaikan kak Hias dan kakak kakak yang lain yang ada di Agaluhur"
Jawab Ais dengan tutur kata yang lembut dan pelan, dia adalah tipe gadis yang pemalu dan lemah lembut.
Dirinya pun lanjut mengatakan
"Di bandingkan denganku, perkembangan dari kak Seisi jauh lebih hebat daripada diriku, bahkan di ranah kak Seisi yang sekarang, kak Seisi mampu untuk menandingi ahli budidaya yang lebih tinggi dari tingkat budidaya kak Seisi sendiri"
Apa yang di singgung Ais kali ini adalah soal Seisi yang mampu menandingi kekuatan Ahli Ksatria yang ada di atasnya dengan menggunakan kekuatan warisan Naga merah miliknya.
Seisi yang mendengar itu pun mulai merasa tersipu dan kemudian tersenyum masam.
Karena kenyataannya, ia tidak akan bisa melakuan hal itu jikalau bukan karena Warisan Naga merah yang kebetulan menjadi miliknya itu.
ia lalu berkata.
"Hehe.. itu tidak benar.. ngomong ngomong tidak perlu se formal itu jika bicara denganku, apalagi hanya ada kita berdua"
Ais hanya mengangguk, dan terus berjalan.
Sementara Seisi ia kembali mengingat soal kejadian yang menyebabkan dirinya mendapatkan rejeki nomplok yaitu di saat dirinya menemukan warisan naga merah saat dengan terseret arus karena mengambil tanaman bahan obat kelas 5 di dasar sungai.
Sungai itu bukanlah sungai biasa, karena meskipun permukaan atas sungai itu nampak deras layaknya derasnya sungai lain, namun semakin dalam sungai tersebut maka aliran arus dari sungai itu akan semakin kencang dan deras.
Dan benar saja, alih alih dirinya bisa mengambil tanaman obat tersebut, ia malah terseret arus sungai yang sangat amat kencang saat berada di kedalaman sungai itu.
Tentu dirinya sudah mencoba untuk berenang ke permukaan sungai tersebut setelahnya tapi itu semua percuma, karena arus di dalam sungai tersebut teramat sangat kencang bahkan untuk ahli budidaya ranah pendekar tingkat 5.
Dari awal ini memang merupakan hal yang bodoh untuk di lakukan seorang ahli budidaya ranah pejuang.
Pada akhirnya, yang dia lakukan saat itu adalah memfokuskan diri untuk menahan nafasnya di dalam air menggunakan kemampuan budidaya miliknya.
Namun tetap saja itu tidak mengubah kenyataan kalau dirinya masih tetap terseret arus sungai tersebut hingga ke hilir yang merupakan sebuah air terjun.
Dan disitulah saat dirinya jatuh, ia terhanyut mengambang ambang ke arah sebuah gua kecil yang ada di balik air terjun tersebut.
Di situ dirinya menemukan semacam kuku merah kusam yang dengan sangat jelas tertancap di atas sebuah kristal batu.
Kuku itu benar benar tidak mengeluarkan gelombang apapun, atau lebih tepatnya, aura yang di keluarkan oleh kuku itu tidak mampu di rasakan oleh Seisi saat itu.
Namun dalam situasi tersebut,Tanpa pikir panjang dirinya langsung meraih kuku itu, dan ia berusaha mengeluarkan kuku tersebut dari batu kristal.
Dirinya bahkan sampai harus mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya hanya untuk mencabut kuku kusam itu dari tempatnya.
Setelah dirinya berhasil mencabut kuku yang tertancap itu, seketika cahaya merah menyilaukan bersinar menerangi dirinya dan seluruh bagian gua tersebut.
Disaat itulah dia baru menyadari kalau ternyata kuku tersebut langsung tersadar bahwa tingkat budidaya miliknya secara signifikan naik ke ranah pendekar tahap 5.
"Jadi kau yang mewarisi kekuatanku di jaman ini"
Sebuah suara asing masuk ke kepala nya, itulah awal perkenalan antara dirinya dan warisan naga merah yang saat ini bersarang di tubuhnya..
Tak terasa kini dirinya dan Ais sudah berada di dalam kota Harmu, ia segera mengarah ke tempat tujuan misi yang di berikan oleh Nona Hias kepadanya, yaitu rumah atau kediaman keluarga Mori.
Setelah beberapa waktu, mereka berdua sekarang sudah berada tepat di depan gerbang rumah keluarga Mori.
Penjaga di depan gerbang pun lantas berkata..
"Siapa kalian dan ada perlu apa kalian datang kemari?!"
Mendengar seruan itu Seisi segera menjawabnya
"Kami dari Paguyuban Agaluhur, kami di minta untuk mengantarkan sebuah kotak ke keluarga Mori"
Mendengar jawaban dari Seisi, segera salah seorang penjaga berjalan ke arah Seisi dan meminta sebuah bukti untuk memastikan kalau mereka memang benar dari paguyuban Agaluhur.
Seisi dan Ais pun mengerti akan maksud dari penjaga tersebut, dan tentu saja mereka berdua segera mengeluarkan sebuah token kaca kecil yang memiliki corak Bunga di tengahnya.
Itu adalah tanda khusus yang di miliki oleh anggota paguyuban Agaluhur.
Mereka menetapkan token ini sebagai cap atau tanda tangan khusus yang wajib di milikin oleh semua anggota paguyuban Agaluhur.
Dengan demikian Ais dan Seisi di persilahkan untuk segera memasuki kawasan dari kediaman keluarga Mori.
Sedikit informasi tentang latar belakang dari keluarga bermarga Mori.
Mereka adalah keluarga besar yang cukup di segani di daerah bernama Harmu.
Itu adalah nama dari sebuah desa yang ada di sisi seberang, dengan kecepatan terbang ranah Ksatria desa itu bisa di tempuh dengan waktu sekitar 1 hari.
Keluarga Mori mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan keluarga Bunga.
Pasalnya kedua kepala keluarga dari masing masing marga tersebut memang sudah kenal sejak lama saat mereka masih muda.
Selain karena alasan tersebut, pada dasarnya hubungan dekat mereka berawal dari sebuah pertukaran atau perdagangan antar desa.
Mereka saling menjual beragam hasil prodak sumberdaya dari desa sendiri untuk di jual atau di alokasikan ke desa yang lain agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Sebagai contoh, prodak olahan sumberdaya yang di perjual belikan oleh keluarga Bunga adalah ramuan Alkemis dan pil Obat tingkat 4 dan 5.
Sedangkan barang yang di jual dari keluarga Mori adalah senjata Magis.
Mereka kadang saling bertukar prodak dari desa masing masing untuk keuntungan yang bermanfaat bagi mereka semuanya.
Dengan cara tersebut maka prodak dari sumberdaya yang ada di desa itu tidak akan menumpuk terlalu banyak dan bisa di manfaatkan untuk keuntungan yang lebih besar.
Siapa sangka bahwa salah satu orang yang berlangganan membeli prodak dari keluarga bunga ternyata adalah keluarga Mori kenalan lama dari kepala keluarga Bunga.
Dunia memang kecil...
Setelah mereka berdua memasuki rumah dari keluarga Mori, Seisi dan Ais segera di sambut oleh pelayan untuk di persilahkan duduk di ruang tamu.
Tak berselang lama seorang pria muda segera menemui mereka lalu menyapa mereka berdua dengan ramah.
"Selamat datang di kediaman Mori kami"
Ucap pria muda tersebut
Mulai dari titik ini, urusan pengantaran barang ke keluarga Mori akan di ambil alih oleh Ais.
Karena pada dasarnya, dalam misi ini Seisi hanya di tugaskan untuk menemani Ais dalam mengantarkan barang agar tetap aman dan sampai ke tujuan.
Sedangkan untuk urusan diskusi dan penjelasan, hal itu sepenuhnya akan di lakukan oleh Ais yang memang lebih piawai dalam berbicara.
Itu sebabnya dirinya menjadi sekretaris dari nona Hias Bunga di paguyuban Agaluhur.
"Silahkan ikuti saya untuk menemui tuan muda"
Ais dan Seisi pun beranjak dari tempat duduknya, dan dengan anggukan kecil yang di berikan oleh Ais, Seisi langsung paham bahwa dia kali ini tidak perlu untuk ikut atau menemani dirinya ke ruang diskusi.
Karena seperti yang sudah di jelaskan di atas, mereka berdua memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing masing.
Setelah itu, sembari menunggu Ais melakukan tugasnya, Seisi kemudian memutuskan untuk berjalan jalan di sekitar area rumah tersebut.
Ia lantas keluar dari rumah itu, berjalan santai melewati pintu utama yang masih terbuka.
Ia melihat bahwa di sekitar pintu utama itu sudah tidak terdapat pelayan yang menyambutnya di saat dirinya dan Ais datang ke sana.
Sementara itu, Ais yang sudah di sebuah utama milik tuan muda dari keluarga Mori.
Ia berkata kepada tuan muda tersebut,
"Saya kemari untuk menghantarkan barang ini kepada anda, sisanya anda sendiri lah yang memutuskan untuk mengijinkan saya atau tidak"
Tuan muda keluarga Mori itu pun menjawab,
"Tentu saja aku akan mengijinkan kau melakukan pekerjaanmu, lagipula dengan di kirimkan nya kau kemari, itu berarti Nona Hias sudah mempercayai kemampuan mu"
"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas persetujuan dari tuan muda, ijinkan saya sebentar.."
Segera setelah mengatakan itu, Ais langsung membuka kotak barang tersebut dengan tenaga dalam miliknya.
Dan dengan sekejap, banyak barang mengambang di atas kotak yang sudah terbuka itu.
Di antara banyaknya barang barang itu, antara lain adalah 1 botol air inti susu, daun semanggi corak perak, dan 3 pasang akar terjalin.
3 bahan yang di sebutkan itu adalah bahan tingkat 3, namun dengan campuran dari bahan lain dan pengoptimalan dalam mengolah bahan bahan itu, maka bukan tidak mungkin untuk membuat pil atau obat kelas 4 dari bahan bahan tersebut.
"Bahan bahan ini.."
Pikir tuan muda Mori yang melihat banyaknya bahan yang tersedia di depannya sekarang.
"Jadi ini adalah bahan resep dari pil obat kelas 4 *Pelonjak kekuatan.. aku harus benar benar mengingat semuanya, termasuk proses pengolahan dan pembuatan dari pil ini"
Setelah merasa bahwa memang semuanya sudah lengkap dan dalam kondisi yang segar,
Ais segera memulai proses dalam membuat pil obat kelas 4 pelonjak kekuatan itu.
Ia membuat Api dari kemampuan miliknya dan memasak bahan yang memang perlu di masak dengan api itu.
Di sisi lain, Seisi kini sedang melihat beberapa orang berlatih tanding dari kejauhan.
Mereka itu adalah keluarga inti dari marga Mori.
Mereka memang punya kebiasaan untuk melakukan latih tanding di area terbuka di rumah itu.
Namun yang membedakan latih tanding yang di lihat Seisi kali ini adalah, mereka melakukan latihan itu dengan berpasang pasangan.
Satu pasang gadis melawan satu pasang laki laki.
Di tengah tengah mereka terdapat sebuah kain atau jaring yang di letakkan membentang di antara 2 pasang orang itu.
Dan di belakang keduanya terdapat semacam pilar kayu yang di atasnya terdapat objek bulat layaknya target untuk di lempari sesuatu.
Dua pasang muda mudi itu terus melakukan latih tanding mereka dengan penuh semangat.
Dengan sebuah batu akik khusus seukuran kepala manusia, mereka saling bertukar serangan dengan menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya ke batu akik tersebut.
Dengan cara menendang dan memukul bola tersebut agar mengenai target yang ada di masing masing sisi mereka.
"Wooah.. apakah itu latihan yang di bicarakan senior Akib di saat dirinya dulu mengikuti latih tanding di keluarga Mori??!"
Ucap Seisi yang kagum saat melihat kedua pasangan yang saling bertukar pukulan dengan bola akik itu.