Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 32 - TERUNGKAP

Chapter 32 - TERUNGKAP

"APA APAAN INI BAHKAN SETELAH 2 HARI MENGGUNAKAN SERBUK PESONA SECARA LANGSUNG! GADIS ITU BAHKAN MASIH TIDAK BERGEMING!!!"

Umpat Bopo sembari menggeretakan giginya.

Dirinya merasa sangat marah karena serbuk pesona yang dia beli dari seseorang yang mengaku sebagai alkemis tidak memiliki efek apapun saat sudah di aplikasikan.

"SIALAN ORANG ITU!! DIA MENIPUKU DENGAN MENGATAKAN BAHWA SERBUK PESONA ITU SANGAT LEBIH MUJARAB UNTUK MEMIKAT WANITA DARIPADA SERBUK PEMIKAT YANG SEBELUMNYA!? AKU SUDAH MEMBAYAR MAHAL UNTUK ITU!! ALKEMIS BAJINGAN!!"

Terlihat dirinya sedang duduk di sebuah ranjang empuk dan nyaman..

Di sekelilingnya nampak beberapa wanita yang tertunduk dan ada yang tergeletak di lantai ruangan itu.

Para wanita itu sedang berada dalam kondisi tidak sadarkan diri yang secara insting mereka terpikat kepada Bopo.

Yah itu dikarenakan dari serbuk pesona yang dia gunakan kepada para wanita tersebut.

Faktanya serbuk pesona itu memang bekerja layaknya sebuah magnet yang menarik besi.

Yap, Desi bukan satu satunya wanita yang dia coba kelabuhi dengan serbuk itu.

Banyak sudah wanita yang menjadi korban kebejatan dari Bopo dan para bawahannya.

Untuk pengaktifan serbuk ini cukup sederhana..

Hanya di perlu menaburkan serbuk tersebut ke minuman lalu si laki laki yang ingin memikat hanya perlu memasukkan air tersebut ke mulut lalu kemudian menyemburkannya ke wajah wanita yang ingin di pikatnya.

*Perlu di ingat dalam proses ini si laki laki atau pengguna serbuk itu tidak boleh menelan air yang sudah di isi serbuk pemikat.

Sisanya tinggal menunggu waktu sampai wanita yang di sembur itu menjadi tergila gila dengan laki laki yang menyemburnya itu.

Namun.. seiring berjalannya waktu, efek dari pesona bubuk itu bisa hilang jika orang yang terkena efeknya bermental kuat.

Di sisi lain...

"Ayo Bag berangkat"

Ucap Yaq kepada Bag yang masih duduk bersemadi di atas kasurnya.

"Sudah waktunya kita menjemput anak dari bapak itu"

"Ooke.."

Bag pun langsung meloncat ke arah Yaq

Tak berselang lama mereka sudah ada di depan gerbang rumah Bopo.

Terlihat di depan gerbang itu masih terdapat 2 orang yang berjaga..

Namun Yaq tidak memperdulikan mereka, dirinya terus berjalan dan memberi isyarat pada Bag agar terus masuk kedalam melewati 2 penjaga itu.

"HEI KALIAN!! ORANG LUAR DI LARANG ASAL MASUK..

Saat penjaga itu berteriak menghardik keduanya yang asal nyelonong masuk pintu gerbang, penjaga itu mendaratkan tangannya ke bahu Yaq.

Namun, sebelum penjaga itu bisa menyentuh bahu dari Yaq, Bag dengan sigap menangkap pergelangan tangan penjaga itu.

"AKHH!! ta.. tanganku.. LEPASKAN!!"

Seru penjaga itu kepada Bag.

Bag agak terkejut karena ia merasa hanya sebatas memegang biasa pergelangan tangan penjaga tersebut.

Namun reaksi yang di berikan seperti berbanding terbalik.

"Hei kenapa kau bol?!!"

Tanya salah satu penjaga yang sedari tadi hanya menyimak, dirinya juga bingung kenapa temannya itu tiba tiba berteriak saat tangannya baru saja di pegang oleh orang yang lebih muda darinya.

"Ta.. tangan..ku a-anak ini mencengkramnya!"

Segera setelah mendapat jawaban dari temannya tersebut, penjaga itu langsung mengeluarkan sebuah parang dari balik punggungnya.

"HEI BOCAH!! LEPASKAN CENGKRAMANMU!!"

Bag yang terkejut mendengar pernyataan dari salah 1 penjaga itu, ia langsung melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan si penjaga.

"Tidak tidak.. aku tidak mencengkramnya, aku hanya memegangnya sungguh"

Mendengar perkataan dari Bag, membuat penjaga yang kesakitan semakin gusar.

Dia langsung mengambil parang yang di pegang oleh temannya itu dan menyabetkannya ke arah Bag.

Sabetan seperti itu terlihat cukup lambat menurut Bag.

Dirinya juga bisa melihat dengan jelas ke arah mana sabetan itu akan mendarat.

Jika Bag tidak menghindar sudah di pastikan sabetan itu akan mengenai sisi kiri dari kepalanya.

Tapi sebelum Bag bereaksi untuk menghindari sabetan parang dari penjaga itu..

"BUAAGHHH!!!"

"BUUUGH!!?"

Dirinya melihat Yaq melesat kedepannya dan melumpuhkan kedua penjaga itu dengan pukulannya.

"Wooah.. kau memukul mereka sampai pingsan Yaq!!"

"Ayo"

Ucap Yaq sembari berjalan kedalam halaman rumah Bopo.

...

...

"DUAAAARRR!!"

"BRUUAKGG!!!"

"BOOOMMM!!!"

Suara kegaduhan terdengar saling bersaut sautan.

"ada apa ini?!! Suara apa itu!!?"

Bopo yang sedang merebahkan dirinya dengan dengan nyaman pun seketika beranjak dari tempatnya keluar ruangan dan langsung nyuruh bawahannya untuk melihat keluar ada apa gerangan..

"Hei kalian cepat lihat suara apa itu tadi"

Namun sebelum para bawahannya itu keluar untuk melihat.

Ada 1 orang datang dengan tertatih tatih kearah mereka dengan luka yang cukup serius.

"Gil, apa yang terjadi padamu, ada apa di luar?"

Ucap salah satu bawahan bopo kepada orang yang terluka itu.

"Tu- tuan Bopo.. anda harus pergi.. me- mereka mengincar anda"

Setelah mengatakan itu, bawahan tersebut langsung tak sadarkan diri karena luka yang di deritanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?! Siapa yang berani mengincarku di kediamanku sendiri?!"

"Siapa yang berani mengacau di tempatku ini hah!!??"

Naik pitam, Bopo bergegas berjalan kedepan mengabaikan para bawahannya

"BRAKKK!!!"

Suara pintu di dobrak dari dalam

"SIAPA KALIAN PARA BAJINGAN YANG BERANI MENGACAU DI TEMPATKU!!!"

Seru Bopo ke arah luar setelah dia menendang keluar pintunya.

Dan alangkah terkejutnya dia melihat banyak sekali kerumunan orang yang mengamuk memporak poranda kan barang barangnya di sana.

"Apa - apa yang sebenarnya terjadi?"

Kebingungan terlihat jelas di wajah Bopo yang menyaksikan secara langsung tempatnya di hancurkan oleh kerumunan massa yang cukup banyak.

Ia terdiam terpaku tidak tahu harus melakukan sesuatu, karena di saat dirinya melihat tempatnya yang sedang di hancurkan, ia juga menyaksikan bahwa para bawahannya sudah terikat di tanah dengan cukup rapi.

"ROBOHKAN TEMPAT INI!!!"

"BAKAR TEMPAT BUSUK INI!!!"

"CARI PARA SANDRA CARI PARA KORBAN CARI BOPO!!!"

Terlihat di kejauhan nampak seorang pemuda yang memberi instruksi untuk memporak porandakan tempatnya.

Ya dia adalah pria muda yang sebelumnya berbicara dengan Yaq dan Bag di kedai.

Bayu itulah namanya, dialah yang memberi perintah pada massa itu untuk mengamuk di kediaman Bopo.

*kilas balik sebelum kejadian ini.

Beberapa hari yang lalu setelah Yaq dan Bag mengutarakan niatnya kepada Bopo.

Yaq segera bergegas menemui Natu untuk menyuruhnya memberi tahu bahwa ada penyusup yang datang menyerangnya.

Setelahnya Yaq pun pergi untuk menemui Bayu di pinggiran sungai dusun, disana ia menyuruh Bayu untuk mengumpulkan orang orang yang memang tidak suka atau bermusuhan dengan Bopo.

Ntah itu korban ataupun yang memang tidak suka, Yaq menyuruh Bayu untuk mengumpulkan mereka semuanya.

Setengah hari berlalu, Bayu berhasil mengumpulkan mereka semua yang merasa memiliki hubungan yang kurang baik ataupun bermusuhan dengan Bopo.

Disaat itulah Yaq mengatakan bahwa jika memang mereka tidak menyukai kelakuan atau kegiatan Bopo di dusunnya itu maka mereka harus menghancurkan tempat prakteknya.

Namun mendengar hal yang di katakan Yaq itu mereka tidak langsung setuju, jelas karena banyak faktor alasan tentunya.

Di samping jumlah mereka yang hanya sedikit yaitu mungkin berkisar sekitar 20 an, Bopo mempunyai banyak penjaga dan murid yang jumlahnya bisa 2 atau 3x lipat dari jumlah mereka sekarang.

Di tambah lagi, bagaimana cara mereka bisa masuk ke tempatnya jika tempatnya di kelilingi oleh tembok dan para penjaga?

Bagaimanapun itu adalah tindakan yang konyol jika memaksa menghancurkan tempat Bopo hanya dengan 20 orang saja.

Pikir mereka

Namun seolah paham dengan pikiran mereka, Yaq kemudian berkata

"Untuk urusan penjaga, kalian tidak perlu khawatir, itu adalah urusan yang sepele. Tugas kalian hanyalah untuk merusak dan menghancurkan tempat Bopo esok hari."

"Oh dan jangan khawatir, untuk kalian yang membuat kerusakan yang sangat amat parah, kalian bisa mendapatkan 1 koin emas untuk usaha keras kalian itu."

Mendengar imbalan koin emas, itu membuat mereka semua mulai bersemangat.

"Yap itu sangat mujarab, mengiming imingi mereka dengan imbalan yang besar tentunya langsung membuatnya bersemangat"

Gumam Yaq yang menyaksikan mereka semuanya.

"Ngomong ngomong untukmu Bayu, besok arahakanlah mereka, dan jika penjaga di depan geebang sudah tak sadarkan diri, itu berarti adalah tanda untuk kalian"

Dan begitulah kilas balik sebelum kekacauan terjadi di tempat Bopo.

Kembali ke kondisi Bopo yang ketakutan karena kekacauan yang terjadi di tempatnya, belum sempat dirinya mencerna kenapa tempatnya bisa jadi sekacau ini sekarang.

Tiba tiba terdengar suara.

"Jadi kau yang namanya ki Bopo Ageng"

*Bruk.. Suara tubuh yang jatuh dan seketika penglihatan Bopo menjadi gelap.

Dirinya tak sadarkan diri setelah mendengar suara misterius tersebut.

....

.....

"Bangun.."

"Oi bangun.."

"Woi bangun!!"

"BYUUUURSHHH...!!"

"ZRAAAASH..."

Suara guyuran air terdengar renyah di barengi dengan teriakan tersebut.

"Puah.."

"Apa yang?.."

"Ada apa ini?"

Tanyanya yang kebingungan itu adalah suara dari Bopo yang terguyur air di Kepalanya.

Dirinya sekarang berada di tanah yang lapang dengan posisi tangan dan kaki yang terikat.

Di sisi yang lain ia melihat bahwa di depannya sekarang sangatlah ramai.

Bisa di katakan bahwa semua orang dari dusun itu tengah melihat dirinya yang sedang dalam posisi yang menyedihkan.

Dan di saat ia mencoba untuk mengamati semuanya, ia langsung tersadar bahwa semua anak buahhya saat ini termasuk Natu juga dalam posisi yang sama seperti dirinya.

Terikat tangan dan kakinya, dan di geletakan di atas tanah.

"Ada apa ini"

Pikir Bopo, dirinya benar benar kebingungan dengan keadaannya sekarang.

Yang sebelumnya terjadi kekacauan di tempatnya, sekarang malah menjadi semakin parah dengan di letakannya dirinya di depan semua orang.

"PERHATIKANLAH PENGHUNI DUSUN!!"

Ucap seorang pemuda yang berdiri di depan khalayak ramai tersebut.

Dia mengatakan itu dengan nada yang biasa dan datar, namun karena formasi resonansi yang di buatnya sebelumnya membuat suara pemuda itu mampu di dengar oleh semua penghuni dusun.

"Disini kalian melihat di depan mata kalian"

"Orang yang disebut sebut sebagai *orang pintar, yang katanya mampu menyembuhkan kegilaan, dan bahkan yang lebih hebatnya lagi, mampu mengetahui masa depan?!"

"Benar begitu? Bayu giliranmu"

Setelah pemuda itu mengatakan semua hal tersebut kini majulah seorang pemuda lain yang menggantikannya berbicara.

"Kalian para penghuni dusun!!! Selama ini telah di tipu!!!"

"Ini!! Orang tua ini telah melakuan banyak skema kejahatan di dusun ini!!"

"Salah satunya adalah aku yang menjadi korbannya!!!"

Seru pria muda itu dengan wajah yang berapi api.

Dirinya benar benar sangat antusias untuk membongkar kedok dari Bopo dan para bawahannya.

Namun mendengar hal itu, tentu saja Bopo tidak tinggal diam.

"Apa maksudmu aku menipu!!? Apa kau punya bukti?!!"

Ucapnya sembari menjaga penampilannya di depan umum

"Bukti!? Kau ingin bukti!? Bukan cuma bukti. Disini akan kami beberkan semua kebusukanmu itu di depan semuanya!"

Segera setelah mengatakan itu, Yaq pun mengangguk dan kemudian di perlihatkanlah beberapa baris wanita, baik itu anak anak atau yang sudah dewasa berjejer di sisi lain dari tanah lapang tersebut..

"Kau lihat apa itu? Kau pasti sadar iyakan??!"

Bopo yang mendengar perkataan tersebut seketika menjadi cemas dan panik karenanya. Terlihat keringat dingin muncul di dahi dan pelipisnya saat ini.

Itu karena dirinya sadar betul bahwa para wanita yang berjejer tadi adalah korban korban yang berhasil dia perdaya dengan ramuan alkemis bubuk pemikat.

Para penduduk dusun pun mulai berbincang dan bergumam dengan 1 yang lainnya mereka bergumam layaknya orang yang merasa risih akan sesuatu.

Sampai tiba tiba ada teriakan terdengar..

"INA!!? APA ITU BENAR KAMU INA!!??"

Segera seorang pria maju kedepan ke antara para wanita yang berjejer tadi, pria itu maju dan menghampiri salah 1 perempuan yang ada di barisan tersebut.

Dirinya mencoba untuk berinteraksi dengan perempuan tersebut namun, reaksi perempuan itu hanya tersenyum datar dengan tatapan yang kosong.

Pria itu lantas berteriak..

"APA!! APA YANG SEBENARNYA TERJADI!! ADA APA DENGANMU INA!!?"

Melihat itu Yaq kemudian maju dan berkata..

"Tenanglah akang"

"Semua wanita yang ada di depan kalian ini adalah korban dari kebejatan Bopo Ageng!!"

Mendengar pernyataan itu penduduk dusun agak ragu, namun meskipun agak ragu mereka masihlah penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"NINI?"

"INKA?"

"IIM?"

Suara terkejut terus terdengar setelah para penduduk mulai melihat dengan teliti wajah dan ciri dari para wanita yang berjejer di depan mereka.

Mereka yang merasa mengenalinya lantas serentak maju kedepan dan mencoba untuk berinteraksi dengan kenalannya masing masing.

Ada teman, saudara, keluarga, kerabat, adik, tetangga, kekasih. bermacam macam.

Namun tetap saja para wanita yang berjejer itu masihlah hanya tersenyum datar dan tidak bergeming sama sekali saat di tanyai sesuatu.

"Apa? Apa yang sebenarnya terjadi disini?"

"Bukannya kamu di beritakan hilang?"

Bahkan ada dari deretan wanita linglung yang di beritakan telah tiada, namun nyatanya sekarang dia berdiri bersama dengan perempuan perempuan yang lain disini.

Seketika itu juga mereka mulai sadar bahwa yang memberi mereka berita soal kepergian teman kerabat atau kekasih mereka yang hilang atau pergi adalah Bopo.

Langsung saja mereka membombardir Bopo dengan pertanyaan pertanyaan "kenapa".

Dan di saat keadaan mulai kacau, disitulah Yaq melihat ke arah Bag dan seketika..

"GLAAAARRRR!!!!!"

Suara kilat menyambar mengagetkan mereka semuanya.

Sejenak situasi menjadu tenang, dan disaat itulah Yaq mulai berbicara kembali.

"Para saudara atau teman yang saat ini kembali muncul di depan kalian adalah korban kebejatan dari Bopo"

"Disini ada salah 1 orang yang menjadi korbannya adalah Bayu"

Setelah mengatakan itu Bayu segera membawa sesosok gadis yang berwajah pucat, dan bermuka datar.

Sama seperti gadis yang lainnya, gadis yang di bawa Bayu saat ini masih berada dalam pesona mistis dari ramuan pemikat Bopo.

"Gadis ini mengalami hal yang sama dengan teman teman kalian itu"

"Ini adalah efek dari ramuan alkemis tingkat 1, pemikat pesona"

"Ramuan yang di gunakan untuk mengelabui atau memikat musuh supaya tunduk di hadapan pengguna layaknya budak"

Mendengar itu semuanya penduduk mulai melihat ke arah Bopo dan menjadi geram karenanya.

"APA! APA MAKSUDMU KALO ITU ADALAH AKU APA BUKTINYA!!"

Mencoba mengelak, Bopo berteriak dan menyangkal hal yang di tuduhkan kepada nya tersebut.

"Bukti? Buktinya cukup sederhana... Sebenarnya aku menemukan hal ini di saat menggeledah tempatmu tadi"

Ucap Yaq sembari memperlihatkan bungkus kecil di tangannya.

Yap itu adalah bubuk ramuan pesona yang dia pesan terakhir kali sebelum terjadinya kekacauan.

Yaq pun melempar bubuk itu tepat di depan Bopo yang keadaannya sedang terikat.

"Sekarang kau aku beri 2 pilihan"

Ucap Yaq sambil memperlihatkan pisau dari balik tangannya, ia memainkan pisau tersebut sembari berbicara dengan Bopo..

"Pilihan 1. aku akan masukan bubuk ini secara paksa kepadamu dan membuat semua orang disini tahu akan dirimu yang sebenarnya dan aku akan membunuhmu setelahnya. Atau pilihan 2 kau akui perbuatanmu kepada orang orang yang ada disini sekarang juga. Dan jika kau tidak menjawab langsung aku bunuh"

Di pikir darimana pun semua pilihannya sama saja, namun perbedaan yang jelas adalah jika dia mengakuinya secara langsung maka dia tidak akan di bunuh oleh anak muda di depannya ini.

"Waktumu 3 detik"

"1"

Pilihan antaran mengakui atau di bunuh

"2"

Membuat Bopo merasakan kecemasan yang benar benar tidak pernah dia rasakan sebelumnya

"3"

Yaq mengangkat tangannya yang memegangi pisau, bersiap untuk menancapkan ke kepala Bopo. Namun sebelum Yaq mendaratkan pisau tersebut tepat ke kepala Bopo. ia mendengar teriakan..

"AKU MENGAKU!!!"

"Apa itu?"

"Aku mengaku bahwa memang aku yang memberi mereka ramuan pemikat!"

"Lalu? Apa hanya itu?"

Ucap Yaq dengan nada yang dingin.

Dirinya menatap tajam ke arah Bopo, seolah-olah dari tatapan mata itu, dirinya benar benar ingin membunuh Bopo saat ini juga.

"Pembakaran ladang, penghancuran kebun, pemalakan jumlah upah yang tidak sesuai, bahkan ancaman dan juga sandiwara yang kau lakukan selama ini apakah itu benar?"

Tanya Yaq dengan tatapan mata yang dingin.

"A- apa apa yang kau maksud?!"

Jawab Bopo dengan terbata bata, ia terkejut darimana bisa Yaq mengetahui semua hal kegiatan yang dia lakukan dan tutupi rapat rapat selama ini.

"Kau tidak perlu menyangkal atau berbasa basi denganku, bukankah benar begitu? Natu?"

Segera Bag menyeret Natu kehadapan Bopo untuk menjawab pertanyaan Yaq.

"Natu.. Kau.. Kau memberitahu semuanya kepada bocah! Kepada bocah ini?!!"

Natu pun hanya bisa terdiam dan menunduk mendengar perkataan dari tuannya itu., dirinya yang seharusnya membela Bopo sebagai tangan kanannya, kini benar benar tidak berdaya dan tidak bisa apa apa di hadapan Yaq dan Bag.

"Ma- maafkan aku, di mengancam akan membunuhku jika tidak memberitahukan semuanya"

Ucap Natu dengan muka yang suram. Dirinya benar benar tidak bisa melihat kearah wajah Bopo sekarang karena terlalu takut akan nasib dari keadaannya sendiri.

"Dan begitulah kenyataannya, apa kalian masih tetap percaya dengan orang tua ini?"

Ucap Yaq dengan santainya kepada semua orang yang hadir di tempat itu.

"BAJINGAN!!!! AKAN AKU BUNUH KAU BOPO!!"

"BAKAR BOPO HIDUP HIDUP!!!"

"BUNUH BOPO DAN ANAK BUAHNYA!!! BAKAR MEREKA!!!"

Teriakan demi teriakan terdengar di segala penjuru arah di tempat itu.

Mereka menyuarakan untuk membunuh Bopo dan semua anak buahnya.

Semua yang terkait ataupun berhubungan dengan Bopo, mereka benar benar ingin menghabisinya.

Bahkan ada beberapa orang yang mencoba ingin meraih Bopo dengan membawa senjata di tangannya.

Namun mereka masih agak ragu untuk mendekati Bopo karena di sampingnya masih ada Yaq yang berdiri.

Di sisi lain, menyadari posisi dirinya sekarang yang berada di ujung tanduk, Bopo langsung berseru..

"TUAN MUDA!! Saya telah mengakui perbuatan ku, tolong ampuni dan selamatkan hamba ini"

Ia memohon kepada Yaq agar di selamatkan dari para amukan warga itu.

"Menyelamatkanmu?, ngomong ngomong darimana kau mendapatkan ramuan pemikat itu? Mungkin aku akan mengampunimu"

Jawab Yaq dengan senyum aneh di wajahnya.

Bopo sebenarnya tidak ingin menjawabnya, tapi karena dirinya melihat kembali para warga yang ingin meng eksekusinya, ia tidak punya pilihan lain selain mengatakan kebenarannya kepada Yaq.

"Aku mendapatkannya dari pasar gelap! Aku membelinya dari seorang alkemis di pasar tersebut."

Jawab Bopo dengan tergesa-gesa.

"Hanya itu? Lalu? Identitas dari si alkemis?"

Tanya Yaq dengan tatapan yang dingin.

"Aku tidak tahu! aku hanya berniat membeli obat! namun dia menawarkan ramuan pemikat itu dan aku membelinya"

Sejenak Yaq terdiam dan menatapnya dengan tatapan yang sangat dalam.

"Kalo begitu baiklah kau aku ampuni, semoga beruntung"

Ucapnya sembari mengambil bubuk pemikat yang ada di depan Bopo, dan berjalan menjauh darinya.

Sementara itu orang orang yang memang menunggu Yaq untuk pergi dari sisi Bopo pun mulai mendekatinya.

"Tu - tunggu! Kau bilang untuk mengampuniku"

Teriak Bopo dari kejauhan

"Aku memang bilang akan mengampuni mu, tapi aku tidak pernah bilang kalau mereka akan melakuan hal yang sama seperti ku"

Disisi lain Bag pun menjauh dari para bawahan Bopo yang lain termasuk Natu, ia memutuskan untuk pergi menyusul Yaq.

Mereka berdua berjalan ke tempat para wanita dan korban Bopo di kumpulkan.

Dan dari kejauhan, terdengar teriakan, jeritan, rintihan dan suara memohon ataupun minta ampun dari sisi yang lain.

Itu adalah suara Bopo dan rekan rekannya juga anak buahnya yang di adili oleh warga dusunnya.

Tusukan demi tusukan

Tendangan demi tendangan

Pukulan demi pukulan

Para warga mengamuk menghakimi Bopo dan dedengkotnya dengan apapun yang ada.

Ada yang menghantam dengan batu,

Ada yang dengan kayu,

Ada yang dengan parang,

Bahkan ada yang .

Ada yang terpenggal

Ada yang terpotong potong

Ada yang tertusuk tusuk..

Itu menjadi hari yang mencekam di dusun tersebut..