Bella mengelus permukaan koper mawar muda metalik. Mencoba mengingat, apa isi koper itu, dan seberapa pentingkah hingga koper itu harus ikut dengannya.
"Aku harap isinya pakaian, meski sepertinya kemungkinan itu kecil," ujar Elon setelah lama ikut terdiam, memperhatikan Bella.
Bella mengenakan pakaian Elon untuk sementara, hingga pakaiannya sendiri kering. Dan hanya itu pakaian wanita yang ada di kapal. Semua ABK adalah laki-laki, tidak pernah ada penumpang wanita yang ikut di dalam kapal mereka dan berlayar hingga berbulan-bulan.
Elon memikirkan kenyamanan Bella. Karena ia mengetahui, di balik pakaiannya, Bella tidak mengenakan pakaian dalam khusus wanita. Sementara kapal mereka bakal lama berada di lautan. Setidaknya hingga tiga bulan ke depan, baru kembali merapat di dermaga, menurunkan muatan hasil tangkapan ikan dan lainnya.
"Sepertinya bukan." Bella menegaskan pemikiran Elon. Kopernya terlalu kecil, jika dipergunakan untuk menyimpan pakaian.
"Baiklah. Sepertinya aku harus memikirkan cara lain. Karena kita akan lama berada di atas laut." Elon berdiri, hendak meninggalkan Bella.
"Berapa lama kita di laut?" tanya Bella penasaran.
"Tiga hingga empat bulan. Tergantung," jawab Elon, kemudian berlalu.
Tidak lama, Elon kembali dengan beberapa pakaian dan sebuah kotak. Bella penasaran dengan isi kotak itu, namun urung untuk bertanya.
Alih-alih bertanya, Bella lebih memilih untuk mengamati. Elon yang duduk di hadapan Bella, membuka penutup kotak di tangannya, mengambil sebuah gunting dari dalam sana.
"Berapa ukuran bra dan celana dalammu?" tanya Elon tanpa basa-basi, yang sudah barang tentu membuat Bella membelalakan matanya.
Pemuda ini .... Tidak sopan! Maki Bella di dalam hati.
Elon terkekeh melihat ekspresi jijik yang diperlihatkan Bella. "Jangan salah paham. Aku hanya mencoba membantu, membuatkanmu pakaian dalam sementara."
Jawaban Elon semakin membuat Bella tercengang. Mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. Dan tanpa sadar, kedua tangannya spontan menutupi area pribadinya–meski tidak tertutup sempurna semuanya oleh kedua tangannya.
Ya, saat berganti pakaian–milik Elon–Bella tidak mengenakan pakaian dalam ganti. Tidak mungkin, bukan, Bella mengenakan pakaian dalam milik Elon. Di dalam kapal ini, tidak ada pakaian untuk wanita.
Membayangkan hal itu, membuat Bella bergidik, ngeri. Bagaimana rasanya pun, Bella enggan memikirkan lebih jauh. Sungguh terlalu ... pribadi!
Lagi pula, ukuran tubuh mereka tidak mungkin sama.
Postur tubuh Elon tinggi besar–yang Bella taksir sekitar 180 senti meter atau lebih, dengan warna kulit kecokelatan, khas anak-anak pantai. Eksotik. Bagian lengannya yang terekspos, sudah menunjukkan bahwa ukuran mereka tidak sama.
Sementara Bella, menilai ukuran tubuhnya sendiri, paling tidak hanya sekitar 160 senti meter. Bella tidak tahu pasti, dia masih hilang ingatan.
"Kau ... bisa menjahit?" tanya Bella tidak percaya, ketika Elon menggunting pakaian berbahan kaos dan mengeluarkan peralatan untuk menjahit–jarum dan benang.
"Aku ini nelayan, tentu saja sebagian besar dari kami bisa menjahit–jaring ikan." Elon terkekeh kembali. Pandangan matanya fokus dengan kaos di tangannya dan alat jahit di tangan lainnya.
"Kamu pikir aku ini ikan!" Bella paham maksud ucapan Elon. Dan menurutnya, candaan Elon tidak lucu.
"Kamu itu lucu, jika sedang marah." Elon menyodorkan hasil buatan tangannya ke hadapan Bella. "Cobalah. Apakah cukup."
Seketika wajah Bella terasa panas. Bella yakin, wajahnya di mata Elon terlihat seperti tomat matang yang merah, karena pemuda itu tertawa kecil setelah menatap wajah Bella sepersekian detik.
Dengan gerakan cepat, Bella menyambar hasil jahitan Elon dan mendorong pemuda itu keluar dari ruangan. Menutup pintunya dan menguncinya.
Di balik pintu, Bella masih bisa mendengar Elon tertawa, semakin jadi.
Ya, Tuhan! Mengapa tidak Kau biarkan saja aku mati di tengah lautan itu, daripada menyiksaku bersama para pria aneh di dalam kapal ini. Rapal doa Bella di dalam hatinya.
Dadanya terasa berdebar-debar. Napasnya masih tersengal. Mendorong Elon, pemuda tinggi besar itu ternyata sungguh menguras tenaga Bella.
Setelah tenang, Bella memperhatikan jahitan buatan Elon. Membentangkan dua bentuk yang berbeda. Satu mirip dengan celana dalam dan lainnya mirip penutup dada, hanya saja tanpa tali penyangga di bahu.
Bella meneliti hasil jahitannya. Lumayan rapi, untuk seseorang yang mengaku nelayan dan memiliki keahlian dasar menjahit, ya, menjahit jaring ikan.
Bella mencobanya di luar pakaiannya, sebelum akhirnya mencobanya di balik pakaian luarnya, tentu saja di dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu.
Pas! Sangat pas. Seolah Elon membuat pakaian dalam itu khusus untuk Bella. Namun, Bella merasa aneh. Dari mana Elon bisa mengetahui dengan pasti ukuran tubuhnya?
Seketika Bella teringat, bahwa Elonlah yang menolongnya saat tenggelam di tengah lautan. Apakah, saat itu Elon ....
Bella menggeleng keras. Mencoba mengeyahkan pikiran kotor dari kepalanya. Dan menggantinya dengan pikiran baik.
Ya, Elon sudah bersikap baik, membuatkannya pakaian dalam. Demi kenyamanan bersama. Elon tidak mungkin memiliki pikiran buruk, yang sempat terlintas di kepala Bella.
Jika demikian, untuk apa Elon bersusah payah membuatkan penutup tubuh untuk area pribadinya? Bella mencoba berpikir jernih dan lurus. Ugh! Otaknya pasti terkena benturan keras saat terjadi kecelakaan, sehingga berpikiran yang tidak baik tentang Elon. Meski Bella yakin, tidak ada pria di dalam kapal ini yang tidak akan tertarik dengan kecantikannya, dan juga tubuhnya. Termasuk Elon. Anang saja terlihat begitu memuja saat menatap wajah Bella.
Bella harus mengucapkan terima kasih atas kebaikan Elon, dan tetap waspada kepada semua pria di dalam kapal ini. Setidaknya selama tiga hingga empat bulan ke depan. Bukankah pria dewasa memiliki kebutuhan khusus yang harus disalurkan, bukan? Dan Bella tidak ingin menjadi alat penyalur kebutuhan khusus itu.
Meski Bella hilang ingatan, Bella yakin dirinya masih perawan. Bukankah masih banyak di luar sana, wanita cantik yang masih perawan? Tanya Bella dalam hatinya, mencoba menguatkan keyakinannya.
Seks bebas, Bella yakin, tetap bukan budaya timur hingga saat ini. Dan sepertinya keenam pria di dalam kapal ini, tampak sebagai pria baik-baik. Atau bahkan beberapa dari mereka mungkin sudah memiliki istri dan anak. Seorang kepala keluarga yang memikul tanggung jawab besar, tidak mungkin berkhianat kepada pasangannya, saat mereka terpisah jarak, bukan? Setidaknya, itu pemikiran Bella. Dan harapannya seperti itu.
Lumayan lama Bella termenung sendirian di dalam ruangan yang terbatas. Tidak luas maupun sempit. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar, meminta Bella untuk membukakan pintu yang terkunci.
Bella beranjak dari tempatnya duduk dan membukakan kunci pintu. Tampak Anang di balik pintu, sambil memasang senyum manisnya.
"Matahari akan terbenam. Elon memintaku untuk memberitahumu, untuk keluar dari peraduan dan ikut melihat matahari terbenam bersama-sama," jelas Anang sopan.
Bella tertegun. Elon meminta Anang menyampaikan pesannya, untuk melihat matahari terbenam?
Mengapa bukan Elon sendiri yang memintanya? Dan, apa bagusnya melihat matahari terbenam? Batin Bella.