Dering ponsel terdengar cukup nyaring, membuat ruangan yang semula sunyi langsung berubah menjadi riuh. Bahkan, sang pemilik kamar mulai menggeliat pelan, merasa terganggu dengan suara itu.
"Kak, ponsel kamu bunyi," ucap Gisel tanpa membuka mata. Dia masih asyik menyembunyikan wajah di dada bidang sang kakak, menikmati detak jantung sang kakak yang terasa menenangkan.
Namun, Kenzo yang mendengar hanya diam. Pria itu tetap asyik memejamkan mata dengan tangan mendekap Gisel. Tidak ada tanda jika dia terganggu dengan dering ponsel yang terus berbunyi. Hingga dia Gisel yang merasa tidak juga mendapat respon membuka mata dan menatap ke arah Kenzo berada.
"Kak, ponsel kamu bunyi. Angkat dulu sana," ucap Gisel dengan suara serak khas bangun tidur.
Kenzo yang kembali mendengar suara Gisel menarik pelan dan membuang napas perlahan. "Biarkan saja, Baby. Nanti juga diam sendiri," sahur Kenzo enteng.
"Tapi berisik, Kak," keluh Gisel, tetap ngotot supaya Kenzo mengangkatnya.
