"Gisel," gumam Kevin dengan sebelah bibir terangkat dan tatapan tajam. Manik matanya masih menatap lekat ke arah hamparan pepohonan di depannya. Tangannya masih memegang sebuah cangkir berisikan teh hangat, sesekali menyeruput pelan.
Hening. Kevin kembali diam dengan raut wajah serius. Pikirannya masih tertuju dengan Gisel, wanita yang kini menjadi obsesinya. Mengingat desah wanita itu benar-benar membuat hasrat Kevin langsung bangkit dengan sendirinya. Dia bahkan tidak bisa melupakan hal itu. Sejak semalam, dia terus teringat. Tidak terhitung berapa banyak dia mengguyur kepala dengan air dingin supaya pikirannya menjadi jernih. Jika dulu dia ingin mendapatkan Gisel karena wanita itu bisa menjadi perantara untuk kerjasamanya dan keluarga Kingsley, kali ini Kevin benar-benar ingin mendapatkan Gisel karena menginginkan wanita itu.