Kenzo keluar dari kamar mandi. Sebelah tangannya sibuk mengusap rambutnya yang basah. Suasana di sekitar juga cukup sepi dengan embusan angin laut yang begitu menyegarkan. Beberapa kali tirai kamarnya goyang karena terpaan angin laut. Kali ini, Kenzo memang sengaja, membuka sedikit pintu pembatas antara kamar dan teras. Dia ingin Gisel merasakan seberapa tenangnya suasana kali ini.
Gisel. Kenzo yang mengingat nama sang kekasih tersenyum kecil. Kali ini, dia tidak lagi memanggilnya dengan sebutan adik. Pasalnya, Kenzo merasa jika memang panggilan itu lebih pantas dibandingkan menyebut Gisel dengan sebutan adik. Pasalnya, tidak cocok menganggap Gisel adik, tetapi wanita itu sedang mengandung anaknya.