Antoline mewarisi jiwa seninya dari ayahnya. Dia juga memiliki wajah yang begitu sangat tampan sekali. Bahkan dia selalu menyembunyikan dirinya. Baginya dunia luar adalah dunia yang sangat mengerikan. Dia lebih memilih untuk tetap berdiam diri di rumah sambil menyelesaikan beberapa lukisan-lukisan.
Kemudian Antoline mulai melanjutkan lukisan misterius itu yang telah ditutup dengan sebuah kain berwarna putih. Dia mulai melakukan sketsa untuk lukisan itu kembali yang pada awalnya telah dia buang sketsa gambarnya. Namun sejenak terbayang wajah dari seorang perempuan yang begitu sangat cantik sekali. Dia juga melihat jika perempuan itu selalu datang dalam pameran lukisannya. Dia berharap jika perempuan itu adalah bagian dalam kehidupannya. Baginya jatuh cinta tidak akan pernah datang untuk kedua kalinya. Dia sangat menyukai sekali beberapa hal tentang perempuan itu yang begitu sangat sederhana. Dia berharap suatu saat nanti bisa menyapa perempuan itu.
"Kamu sangat cantik sekali bahkan aku sangat mengagumi dirimu yang sangat sempurna dan luar biasa. " Kata Antoline sambil meneruskan lukisan di hadapannya. Namun hingga sekarang dia masih belum untuk menemukan perempuan cantik itu. Dia berharap suatu saat nanti bisa bertemu langsung dengan perempuan cantik itu walaupun untuk sekarang dia hanya bisa melukis paras wajah dari perempuan itu.
Antoline mulai melukis dengan rasa penuh cinta. Dia pertama kali jatuh cinta terhadap perempuan itu. Dia berharap jika suatu saat nanti bisa memberikan lukisan karyanya untuk perempuan cantik itu. Mendadak cat lukis miliknya telah habis. Kemudian dia segera untuk keluar dari rumah untuk pergi ke sebuah toko buku. Dia akan mencari beberapa peralatan lukis di sana.
"Yah, abis!" Antoline menggumam dalam hati kecilnya lalu dia segera beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar pribadinya. Dia akan segera bersiap untuk pergi ke toko buku. Dia hanya menggunakan sebuah setelan kaos berwarna hitam dan celana pendek berwarna coklat. Dia juga menggunakan sandal jepit untuk berjalan. Penampilannya terlihat begitu sangat kurang rapi. Tapi baginya itu tidak akan mengurangi antusiasnya dalam melukis dan menghasilkan sebuah karya yang terbaik.
Kemudian Antoline segera keluar dari rumah. Dia hanya berjalan kaki dari rumah hingga menuju ke toko buku hanya berjarak 1 km dari rumahnya. Bahkan baginya berjalan adalah lebih baik dibandingkan menggunakan kendaraan. Dia bahkan jarang sekali untuk menggunakan mobil ataupun motornya yang ada di rumah. Dia lebih memilih untuk berjalan kaki kalau tidak dia lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum.
*
Kedua orang tua dari Nirmala masih saja untuk mencari keberadaan Nirmala mereka sangat takut sekali Jika Nirmala kenapa-napa dalam waktu yang sudah mendekati 6 bulan lebih. Mereka merasa sangat sedih sekali dengan kehilangan sosok Nirmala dalam kehidupan. Baginya Nirmala adalah yang segalanya yang tidak akan pernah ditukar dengan apapun.
"Sampai kapan kita harus menunggu Nirmala untuk pulang?" Tanya seorang wanita paruh baya itu yang terlihat begitu sangat putus asa. Dia sangat takut sekali jika putrinya kenapa-napa. Dia hanya ingin jika putrinya baik-baik saja. Bahkan dia juga tidak bisa menghubungi ponsel dari putrinya sekarang.
"Sabar saja, sayang. Nirmala pasti akan segera ditemukan dan berkumpul dengan kita kembali. Kamu tidak usah khawatir dengan hal itu karena ini adalah bagian dari ujian dari Tuhan. "Kata pria paruh baya itu yang merupakan istri dari wanita itu. Mereka adalah sepasang suami-istri. Mereka juga menjadi orang tua dari sosok Nirmala. " Aku khawatir sekali jika terjadi sesuatu terhadap Nirmala. Karena dia adalah anak semata wayang kita yang selalu kita sayangi hingga sekarang. "
Angin begitu sangat kencang sekali menerpa hingga membuat kebingungan antara dua orang sepasang suami istri itu sangat ketakutan sekali kehilangan putrinya. Mereka berharap jika putrinya segera saja untuk datang menyambut kehangatan.
"Sudahlah Nirmala pasti pasti ada urusan ke tempat lain. Bukannya mama juga tahu jika Nirmala adalah anaknya yang tidak bisa sama sekali diam. Bahkan aku yakin jika Nirmala saat ini sedang berada di sebuah tempat lain." Paruh baya itu berusaha untuk berpikiran positif. Dia yakin tidak akan pernah terjadi sesuatu terhadap Nirmala. Apalagi Nirmala adalah sosok perempuan yang terbaik yang selama ini dimiliki oleh kedua orang tuanya.
Semuanya terasa begitu sangat rumit sekali ketika seorang anak satu-satunya telah pergi dalam kehidupan. Sebuah kata tanda tanya itu selalu melintas dalam bayang-bayangan mereka semua yang dekat dengan Nirmala. Karena Nirmala adalah tipikal anak yang terbaik dan memiliki nilai yang terbaik di lingkungan sekitarnya.
" Aku sangat merindukan putri kesayangan ku saat ini Bahkan aku sama sekali tidak bisa untuk menghilangkan rasa cemas ku terhadap putriku. Bagaimana juga aku adalah seorang ibu baginya. Karena itu juga aku yakin jika Nirmala juga merindukan ibunya seperti apa yang telah ku pikirkan saat ini."
"Aku sangat tahu sekali, bagaimana perasaanmu sebagai seorang ibu tapi aku juga adalah seorang ayah yang merindukan putrinya. Nirmala adalah putri kecilku yang terbaik. Bahkan aku sangat menyayangi putri kecilku hingga sekarang. "
"Semoga saja Nirmala baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Tuhan."
*
Hari demi hari telah dilewati. Semuanya penuh dengan rasa cinta yang sesungguhnya. Tapi tidak satu orang pun yang mengetahuinya bahwa Nirmala adalah sosok manusia yang tersesat disebuah dunia pararel.
Nirmala merasa sangat aneh sekali ketika dia harus tersesat di dunia pararel karena sebuah cahaya yang begitu sangat cepat sekali untuk menariknya ke dalam sebuah lukisan. Dia berharap bisa segera kembali ke dunia tempat dia lahir. Karena dia sangat deras sekali menghadapi tingkah laku dari seorang Anton yang selalu saja mengaku-ngaku sebagai suaminya.
Nirmala terlihat sangat kebingungan sekali. Dia mulai berjalan mondar-mandir. Dia memikirkan cara untuk bisa keluar dari dunia pararel.
"Lakukan seribu kebaikan dalam sebuah misi kehidupan. Kamu akan bisa kembali ke dunia mu asalkan kamu bisa untuk menyelesaikan misimu. "Terdengar suara yang begitu sangat asing sekali di kedua telinga Nirmala. Suara itu berasal dari sebuah langit yang membuat dia cukup takjub sekali. Dia tidak menyangka Jika suara itu benar-benar terdengar nyata tapi tidak ada wujudnya.
Kemudian dari belakang ada seseorang yang mulai melingkarkan kedua tangannya tepat di pinggang Nirmala. Sontak Nirmala pun langsung terkejut dan menginjak kaki dari seorang pria yang melingkarkan kedua tangannya tepat di pinggang lalu menumbuhkan dagunya tepat di bahu kanan Nirmala.
"Kamu sebaiknya minggir dari aku Anton! Jangan dekat-dekat dengan aku! Aku bukan istrimu! Sekali lagi aku peringatkan ke kamu jangan pernah ngaku-ngaku kalau aku ini adalah istrimu!" Nirmala memberikan sebuah penegasan dalam kalimat yang keluar dari mulutnya. Sementara terlihat wajah dari Anton hanya diam. Bahkan dia tidak akan pernah bisa untuk melepaskan pelukan itu dari tubuh Nirmala.