Ungkapan pak Bramantyo membuat aku semakin marah, dia lebih mementingkan tentang perasaan anaknya sendiri dibandingkan aku yang meskipun masih terbaring di ranjang rumah sakit.
Dia tidak melihat apa kalau aku sedang sakit seperti ini? Padahal aku adalah darah dagingnya sendiri, tapi dia tidak khawatirkan aku sama sekali. Dia acuh tanpa mau memberikan kesempatan padaku untuk merasakan kasih sayangnya.
Dia memang tidak mau membuat wanita itu gelisah seperti dulu, tidak pernah sedikitpun berubah bahkan hanya mengingat aku pun dia tidak pernah.
"Mungkin karena kamu terlalu kecapean, makannya kamu sampai mengigau seperti ini. Pulanglah dan istirahatlah di rumah agar pikiran mu kembali rileks. Besok Setelah keadaan kamu baik, kamu boleh kembali kesini lagi. Papah sangat takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, papah takut kamunya malah drop." Ujar Pak Bramantyo seraya mengelus kepala Elmeera.