Elmeera berlari menuju lantai atas, mungkinkah ingin menjauhi ku untuk saat ini. Aku mengerti bagaimana perasaan nya, ketika menghadapi sikapku yang sudah sangat keterlaluan. Elmeera sudah pasti akan menangis setelah kejadian barusan, untuk menumpahkan kemarahannya terhadap ku.
Mengurung diri sendirian di kamar, tanpa mau ada yang mengganggunya.
Hanya itu yang bisa dia lakukan, karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain itu. sesungguhnya baru kali ini Elmeera menamparku, mungkin aku sudah sangat keterlaluan dan membuat nya kecewa.
Sebenarnya aku juga menyesal sudah melakukan ini pada mereka, hanya karena ingin membalas rasa sakit hati mamah membuat aku hilang akal sehat. Tidak ada rasa kasihan yang ada dalam benakku, kebencian menyelimuti hatiku dan perasaanku.
"Kenapa aku jadi seperti ini? Apakah aku sudah sangat kejam pada mereka? Tapi mereka lebih kejam dari apa yang ku lakukan, mereka membuat mamah menderita selama hidupnya." Ku pukul-pukul kepalaku, sambil marah tak jelas.
Ku usap kasar wajahku dengan jemari tangan, hingga beberapa kali ku lakukan. Rambut ku acak-acak hingga membuat ku tidak karuan.
Kusandarkan kepalaku di kursi, berusaha untuk membuat diriku merasa tenang. Untuk sementara, aku tidak boleh memeriksa keadaan Elmeera di atas. Walaupun aku khawatir dengan keadaan nya, tetapi aku tidak bisa menunjukkan perasaan itu pada nya.
Biarlah nanti aku lihat keadaan nya, di saat Elmeera tertidur. Aku juga ingin membuat pikiran ku merasa tenang, tidak sekacau ini. Ku kumpulkan tenaga ku, untuk bisa kembali menatap wajah nya.
Setelah lima belas menit kemudian, aku bermaksud untuk terbangun dari dudukku melakukan hal yang lebih penting dari hanya sekedar duduk saja. Aku jadi teringat dengan pesan dari Elmeera tadi siang bahwa dia ingin melakukan dinner malam dengan ku. Hari ini adalah hari kebahagiaan untuk nya, hari ulang tahun untuk Elmeera.
Seharusnya kedua orang tuanya tidak ku usir dari rumah ku. Kenapa mereka datang ke rumah, mungkin mereka ingin memberikan kejutan untuk Elmeera di hari ulang tahun nya.
Itu akan membuat Elmeera sangat bahagia, karena mereka ikut merayakan nya. Akan tetapi, aku malah menggagalkan itu semua. Seharusnya aku tidak boleh egois, kubiarkan Elmeera untuk bahagia walaupun hanya sebentar saja.
Tak mau membuat Elmeera terlalu larut dalam kesedihannya, hingga aku berniat untuk menyediakan kejutan sederhana untuk nya. Aku akan memasak makanan, untuk kita dinner malam. Mungkin ini juga sebagian dari permintaan maafku, ya walaupun rasanya Elmeera tidak mungkin mau memaafkan ku. Tapi setidaknya, aku berusaha walau tetap sambil berpura-pura jutek di hadapan nya.
Ku buat tanganku mendekati tempat persediaan makanan di lemari pendingin, untuk mengambil bahan masakan. Setelah semua terkumpul, lalu berlanjut untuk memulai dengan masakannya.
"Semoga saja Elmeera suka dengan masakan yang saya masak ini." Desahku sambil terus mengaduk makanan dalam wajan.
"Emm…bau wangi nya sangat menggoda, membuat perut menjadi keroncong." Asap yang mengepul dari aroma makanan sengaja ku cium bau nya.
Terkadang aku mencicipi masakanku, supaya rasanya sempurna dan enak. Semoga saja Elmeera akan menyukai masakan yang aku sediakan untuk acara dinner nanti malam.
***
Hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam, juga semua makanan sudah selesai aku hidangan. Ku buat lampu-lampu lilin mengelilingi tempat itu, juga ada beberapa hiasan bunga menghiasi salah satu ruangan di rumah ku.
Lumayan romantis kan aku pada Elmeera? Walaupun kejutannya tidak sebagus orang-orang di luaran sana, yang mereka lakukan di hotel berbintang. Dengan dekorasi dari para tangan pendekor, yang sudah sangat profesional.
Tidak apalah, yang terpenting aku berusaha untuk memberikan kejutan untuk Elmeera di tengah pertengkaran kami. Itu akan membuat Elmeera bahagia, atas sikap ku malam ini. Tapi ingat, itu hanya untuk semalam saja! Tidak boleh lebih dari yang sesuai aku rencanakan.
Ceklek….
Aku langsung buka pintu masuk ruang kamarku, dan meminta Elmeera supaya mau turun ke lantai bawah. Namun niat itu sedikit terhenti, karena aku mendapati Elmeera sudah tertidur pulas di ranjang tidur. Terlihat dari raut wajahnya, Elmeera tampak kelelahan. Bukan hanya sekedar raganya, hati dan perasaan nya pun ikut lelah. Hatinya benar-benar terkoyak, bagaikan di tusuk pisau belati.
Setelah melihat keadaan Elmeera yang sudah terlelap itu, membuat aku merasa tidak enak hati untuk membangunkannya. Mana bisa aku setega itu, melihat Elmeera sangat nyenyak ketika tertidur. Sehingga membuat ku urungkan niat ku, untuk melakukan dinner malam dengan nya.
Ku hampiri ranjang yang Elmeera gunakan untuk tertidur, lalu aku terduduk di samping nya. Ku sapu rambut yang menutupi wajahnya, sangat mengganggu di penglihatan ku, sehingga membuat kecantikan Elmeera terhalang.
"Kau terlihat kelelahan setelah kejadian hari ini. Kau pasti sangat menderita, kan?" Tak hentinya aku mengelus-elus wajah nya.
"Saya mohon maafkan semua kesalahan yang saya lakukan selama ini! Sebenarnya, saya tidak mau melakukan ini semua pada mu. Aku sangat mencintaimu, El!" Ku sapu embun bening yang sesekali membasahi pipiku.
"Kau tahu, kenapa saya membenci kamu? Itu semua hanya pelampiasannya saja. Karena perasaan benci pada kedua orang tua mu, membuat saya berubah menjadi sekejam ini padamu. Saya ingin, membalas sakit hati mamah akibat perbuatan bu Amanda juga pak Bramantyo." Tetap ku perlakukan Elmeera seperti dulu, tanpa sepengetahuan nya.
Sudah lumayan lama aku berada di dekat Elmeera, dan melakukan perbincangan dengan nya. Walaupun aku bicara pada orang tidur, tapi ku buat semesra dan seromantis mungkin. Elmeera tidak boleh mengetahui nya, hingga ku buat secara perlahan.
"Happy birthday to Elmeera. Semoga panjang umur, dan tetap menjadi Elmeera ku yang seperti ini. Elmeera yang sabar dan menyanyi ku dengan tulus." Ku ungkapkan harapan dan doa ku, di samping Elmeera sambil ku bisikan kata romantis pada telinga nya.
"I love you!" Tambah ku lagi. Ku kecup pucuk kepalaku, sebelum aku beranjak pergi meninggalkan Elmeera dalam nyenyak tidurnya.
Aku teringat dengan makanan yang tadi sudah ku sediakan di meja makan. Segera aku turun, menuju ruangan makan itu berada. Tidak apa-apa jika malam ini aku batal untuk membuat dinner malam dengan Elmeera. Padahal aku sudah siapkan untuk memberikan sebuah kebahagiaan untuk Elmeera.
Tidak mau membuat masakan ku sia-sia, kumasukan semua makanan itu di tempat penyimpanan makanan dingin, agar sampai besok makanan ini masih bisa dimakan.
Bunga serta makanan itu, aku simpan baik-baik tanpa ada sesuatu yang akan merusak keindahan nya. Terpaksa aku juga menjaga kedekatan ku antara Elmeera. akibat rasa maluku ketika harus ketahuan oleh Elmeera kalau aku sebenarnya ingin melakukan terbaik untuk nya