Ku cari di mana mobil ku tadi di parkir. Lumayan susah aku menemukan nya, padahal aku sendiri yang parkir mobil itu. Tapi tak ku sangka mobil itu tiba-tiba menghilang dari pandangan ku. Entah kemana perginya tuh mobil, apa mungkin jalan sendiri tanpa ada yang mengendalikan nya?
Atau jangan-jangan ada maling yang mencoba mencuri mobilku. Tapi tidak mungkin, mengingat kuncinya masih berada di kantong saku celana ku. Dan mobil ku lumayan mahal sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yang serba modern. Sehingga sudah pasti akan ketahuan jika ada seseorang yang berusaha menyentuh nya.
"Kemana mobil itu? Kenapa tidak ada di sini?" Gerutu ku kesal. "Sialan." Ku tendang sebuah ban mobil yang terparkir di dekatku.
"Kenapa pak? Ada yang salah dengan ban mobil nya?" Seorang pria muda seumuran ku datang menyelaku. Dia menghentikan perlakuan ku, yang sedang marah-marah pada mobil Lamborghini berwarna hitam. lucunya lagi, ternyata Pria itu adalah pemilik dari mobil tersebut.
Sedikit malu dengan sikapku barusan, tapi ah mana peduli dengan itu. Bodo amat kali orang dia juga tidak aku kenal, lebih baik aku fokus kepada Elmeera. Aku harus segera menyusul nya pulang, sehingga dia tidak melakukan apa-apa dengan pria yang dikatakan Jojo tadi.
Mencari mobil ku tak ku kunjung ku temukan, lebih baik ku cari taksi saja supaya cepat sampai di rumah. Ku berlari menuju arah jalan, lalu ku cari mobil taksi. Baru ku melangkah, ku melihat ada sebuah mobil merah berwarna putih lewat di depan ku.
Di atasnya bertuliskan mobil taksi, segera ku hentikan laju mobil tersebut untuk aku gunakan sebagai sarana perjalanan ku bisa sampai ke rumah.
Sangat gelisah sewaktu dalam perjalanan pulang, cara duduk ku seakan tidak nyaman. Gerah, bagaikan hawa di luar benar-benar sangat panas. perasaan jarak antara kantor ke rumahku tidak terlalu jauh. Tapi kenapa aku rasakan saat ini sangat berbeda. Serasa lama saat perjalanan ke rumah, lama sekali aku menunggu untuk sampai di rumah bertemu Elmeera.
Tidak mau membuat semakin gelisah, ku ambil gawai dalam saku celana ku berniat untuk menghubungi Elmeera. Segera ku cari nomornya, lalu ku tekan nomor itu. Tertulis di layar kaca tipis itu sedang memanggil, terdengar pula suara nada sambung dari nomor Elmeera itu artinya ponselnya sedang aktif.
Sedikit lega, karena saat ini juga aku bisa tanyakan kepadanya tentang pria itu. Namun setelah ku menunggu, Elmeera tak kunjung menjawab teleponku. Makin kesal ku rasakan sehingga aku hanya bergerutu dan marah-marah tidak jelas.
"Kau sedang ngapain sih El, di rumah? Apakah kamu sedang bersenang-senang dengan pria itu? Siapa, siapa pria yang sudah mengambil hati mu?" Gumamku bicara pada ponsel tersebut.
sedikit aneh dengan sikapku, membuat pria yang sedang menyetir di depan sedikit heran. Dia juga merasa ada keanehan dengan ku, yang berbicara dengan diriku sendiri. Mungkin anggapan dia bahwa aku sudah tidak waras, berbicara sendiri marah-marah lagi membuat pria itu ketakutan.
"Ah…kenapa tidak kau angkat teleponnya Elmeera? Angkat dong, jangan bikin saya makin marah padamu!" Teriakku mulai ku naikkan nada bicara ku.
"Kenapa dia, marah-marah saja dari tadi? Sendirian lagi, ih…!" Desis pria itu menatapku dari spion mobil nya. Terkadang dia bergidik takut saat melihat ku.
Tak ku hiraukan perkataan nya, hanya terfokus saja pada nomor di ponsel ku.
"Arghh….!" Raung ku seraya membanting ponsel ku dengan lumayan keras nya hingga membuat keadaan ponsel ku retak.
Tak ada yang bisa ku lakukan lagi setelah ponsel ku tergeletak di bawah kursi mobil, hanya terdiam menatap ke arah dimana pria itu berada.
Ku lihat dari ujung mataku, pria itu menoleh ke arahku namun tanpa sepengetahuan ku. Bahkan tidak lagi mengeluarkan kata-kata seperti yang tadi aku dengar, mungkin dia takut kena amukan kemarahan ku.
"Tambah kecepatan laju mobilnya!" Pintaku tanpa melihat wajah nya.
"Tapi Pak,"
"Saya tidak akan bayar kamu, kalau laju mobilnya tidak dibuat cepat." Ancamku sehingga membuat pria itu mendadak menginjak pedal gas nya dengan keras. Kecepatan nya sudah dia buat lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga membuat laju mobilnya jadi lebih cepat.
Itu bagi dia, tapi tidak bagiku. Laju mobil ini tidak ada perubahan sama sekali. Malah semakin perlahan. Merasa kesal, maka ku buat dia berhenti melajukan mobilnya.
"Berhenti sekarang!" Kataku sambil menepuk kursi yang dia duduki.
"Baik pak." Dengan tergesa, pria itu mulai menghentikan laju mobilnya.
Setelah ku rasa mobil ini berhenti, Segera ku copot safety belt dari tubuhku lalu ku buka pintu mobil nya. Berjalan menuju pintu depan, lalu ku buka.
"Turun, dan pindah ke kursi belakang!"
"Maksud nya?"
"Biar saya yang menyetir mobilnya. Kamu duduk di belakang, sebagai penumpang!" Titahku seraya menarik tangan pria itu supaya cepat keluar.
Pria itu tidak mengelak, nurut saja atas permintaan ku.
Brugghh ..
Pintu mobil sudah tertutup, kulihat pria itu pun sudah duduk di belakang. Sekarang setir mobil aku yang kuasai, tinggal menghidupkan mesin mobil nya dan melaju dengan kecepatan tinggi.
"Sudah kau gunakan safety belt nya?"
"Sudah pak."
Setelah mendengar itu, ku injak pedal gas nya dan
Biuurr …
Mobil melaju sesuai keinginan ku. Tak peduli dengan teriakan dari pria pemilik taksi, yang memintaku untuk berhenti melaju kencang. Yang penting bagi ku adalah bisa sampai di rumah dengan cepat. Sudah tidak sabar rasanya ingin mengetahui siapa pria yang kini sedang bersama istri ku.
Setelah beberapa puluh menit di perjalanan, akhirnya aku sampai di tempat tinggal ku.
Ternyata benar sudah ada sebuah mobil yang terparkir didepan rumah ku. Segera ku turun dari mobil ini, ku simpan beberapa lembar uang di depan mobil taksi ini.
Tanpa ku pedulikan pria itu, dan berapa uang yang ku simpan sebagai pembayaran mobil ini. segera ku berlari menuju dalam rumah, untuk memergoki mereka.
Brugghh…
Tanpa mau ku ketuk pintu dulu, langsung ku dobrak pintu rumah dengan kerasnya, sehingga membuat suara bising dari pintu tersebut.
Ku kelilingi seluruh sudut ruangan rumah, untuk mencari keberadaan Elmeera yang ku bayangkan dia sedang bermesraan dengan pria yang menjemput nya tadi. Namun tak kunjung aku temukan di ruangan bawah. Masih penasaran, ku tapaki anak tangga menuju lantai dua rumah ku. Berpikir bahwa Elmeera dan pria itu berada di dalam kamar pribadi kami.
Ku panggil-panggil namanya, siapa tahu dia menyahut. supaya ku ketahui keberadaan nya saat ini. Tapi tak kunjung ada jawaban.
"El…. Elmeera…dimana kamu?" Panggil ku terus ku cari keberadaan nya.
Hingga berhenti di sebuah ruangan tempat kami berkumpul dengan keluarga besar. Terdengar pula suara perbincangan dari dalam, ku yakin bahwa Elmeera dan Pria itu berada di dalam sana.
Akan ku pergoki mereka, dengan begitu tidak akan ada yang bisa mengelak dari Kemarahan ku. Dan Elmeera, dia akan menanggung itu semua.
Ku buka pintu secara perlahan, agar mereka tidak mengetahui kedatangan ku. Kudorong dan ku mencoba mengintip nya terlebih dahulu. Tak kelihatan, hingga membuat aku untuk segera masuk ke dalam saja.
Setelah ku buat tubuh ku berada di dalam ruangan, betapa aku terkejut ketika melihat siapa pria yang di maksud Jojo tadi. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Jojo, kalau Elmeera dijemput oleh seorang Pria. Sebab Pria si penjemput Elmeera memang berada di dalam ruangan ini.