Mang Ujang tersentak, dia mengangkat kepalanya dengan begitu cepat untuk menatap dan bicara kepadaku.
"Tapi Nyonya, masalah …!"
"Masalah denganku anggap saja sudah selesai, dan tidak usah dipikirkan lagi. Jadi mang Ujang bisa pergi, buat tukang urut itu segera datang! Sepertinya kaki aku sudah tidak kuat lagi, sakit banget. mang Ujang bisa membuat dia agak cepetan datangnya, bukan?" Lirihku sambil terus mengelus kaki yang sudah sangat bengkak ini.
"Bisa Nyonya. Tapi sepertinya masalah belum selesai Nyonya, saya belum membicarakan masalah ponsel Nyonya, yang rusak itu."
"Mengenai ponselku? Ada apa dengan ponselnya? Bukankah ponselnya memang sudah rusak. Lantas mau diapakan? Tidak mungkin bisa kembali bagus lagi, kan?" Tanyaku sambil terus mengurut pada luka kakiku yang sudah keseleo tadi.