Jojo terus memandangku dengan tatapan yang begitu menelisik, memandangiku secara detail. Dia seakan berusaha untuk mencari celah untuk aku mengatakan tentang semua hal yang terjadi.
"Kenapa kamu menatap saya seperti itu, ada yang aneh dengan saya? Atau kamu mau saya berkata jujur padamu tentang semua yang terjadi di masa lalu? Memang kamu siapa saya? Kamu bukan keluarga saya, jadi untuk apa saya jujur padamu?" Berusaha untuk mencari alasan supaya bisa lari dari tekanan Jojo.
"Alah, kamu mau menghindarkan dariku makannya kamu bersikap seperti itu? Kamu mau mencari alasan supaya tidak bicara dengan saya tentang masa lalumu? Saya tahu kenapa kamu seperti ini, saya sudah mengenal dirimu sudah dari semenjak lama jadi akan tahu bagaimana sikap dan kepribadian mu, Araka!" Ungkap Jojo yang kini sudah tidak bisa lagi aku bohongi.