Lagi-lagi kata 'PECAT' aku lontarkan kepada Pria yang kini menjadi teman sekaligus karyawan terbaik saya di kantor. Tapi tidak untuk sekarang, posisi saat ini dia adalah musuhku. Mungkin lebih tepatnya lagi, dia adalah saingan terberatku.
Jojo hanya tertawa saat melihat aku marah, sampai harus mengatakan kalau aku akan memecatnya. Sehingga membuat Jojo mendapatkan tenaga untuk mengejekku lagi.
"Oke, pecat lagi, pecat lagi! Hari ini aku sudah mendapatkan kata 'pecat', sebanyak dua kali. Dan dari dua orang yang berbeda. Siapa lagi yang akan menambah nya menjadi tiga biji? sepertinya masih kurang kalau hanya dua biji, mungkin akan lebih baik menjadi tiga." Sindir Jojo sambil memperlihatkan jari tangannya ke arah kita.
"Kamu El, kamu mau menambahkan nya menjadi tiga biji? Kamu mau memecat saya, bukan?" Tambah Jojo semakin menambah kekesalanku.