Saking marahnya, ketika Pak Bramantyo menghentikan aku maka aku lah yang lebih dulu memotong pembicaraannya. Aku sama sekali tidak memberikan kesempatan kepadanya, meskipun hanya sepatah kata saja.
"Raka,"
"Hentikan! Saya belum selesai bicara. Sudah saya katakan bahwa ini adalah waktunya saya untuk mengatakan semua perbuatan Anda selama ini." Pukas ku memotong pembicaraan pak Bramantyo.
Helaan nafas ku, begitu tidak beraturan. Sebab sangat terasa sesak ketika aku tidak bisa ungkapkan semuanya tentang isi hatiku saat ini. padahal aku ingin sekali mengungkapkannya, tapi masih saja ada yang harus tertahan.
Hanya bisa mengungkapkan kemarahanku saja, akibat perbuatannya terhadap Mamahku di masa lalu.
"Semua yang saya akan ungkapkan saat ini, adalah sikap anda yang sudah membuat saya benci sama Anda. Makannya anda harus dengarkan baik-baik, jika mau memperbaiki semuanya." Tekanku tak mau memberikan pak Bramantyo ruang untuk bicara.
