Dengan begitu malas nya, aku menoleh le arah asal suara itu berada. memastikan bahwa suara itu milik pria tersebut.
Setelah meyakinkan bahwa dia benar-benar Pak Bramantyo, aku kembali membuang pandanganku ke arah lain. Berbicara padanya tanpa mau menatap wajahnya. Begitu bencinya aku ketika harus melihat wajahnya yang sok tampan itu.
Sehingga membuatku seakan tidak pedulikan keberadaannya.
"Mau apa Anda kesini? Belum puas cari masalah dengan saya?" Tanyaku dengan raut wajah yang begitu dingin dan tentunya menyakitkan hati untuk pak Bramantyo.
"Kenapa tanya seperti itu, Raka? Papah kesini, ingin melihat kondisi kamu bukan mau cari masalah sama kamu. Tidak ada terbesit dalam pikiran Papah mau cari masalah dengan kamu, tidak ada. Papah hanya khawarir dengan keadaan kamu tidak lebih." Pak Bramantyo berusaha mengelak atas tuduhan ku dan berusaha meyakinkan aku bahwa dirinya begitu peduli padaku.