Ada rasa marah, ada perasaan kasihan juga. Rasanya campur aduk, dan tidak tahu harus ngapain sekarang. Jika aku memaafkannya langsung, artinya aku sudah memaafkan semua perbuatannya di masa lalu. Dan bisa saja Mamah akan sangat kecewa atas sikapku ini.
Namun jika aku membiarkan laki-laki ini tetap seperti itu, aku yakin dia tidak akan menyerah untuk meminta aku membunuhnya. Hah, masa aku harus menghabisi nyawa seseorang? Aku bukan pembunuh, tidak mungkin aku melakukan hal sekeji itu.
Walaupun aku begitu membencinya, tapi tidak mungkin juga aku segila itu. Lagian, niatku adalah balas dendam. Membuat mereka menderita seumur hidupnya. Sayang juga jika seandainya aku langsung mengakhiri hidupnya, maka akan berakhir pula penderitaannya.
Jadi, aku putuskan untuk membiarkan laki-laki itu hidup dengan beban dosa dan kesalahannya. Bukankah itu lebih kejam dan menyakitkan daripada membunuhnya?