Melihat tubuh Omah benar-benar menjadi kaku, membuat aku percaya bahwa apa yang aku lihat sekarang bukanlah sekedar mimpi. Sehingga membuatku tidak bisa menahan kesedihan, hingga perasaan hancur dalam hatiku. Sakit seakan tersayat sembilu yang mengoyak seluruh tubuhku hingga terasa perih dan tidak bisa aku tahan lagi rasa sesak dalam dada ini aku lupakan oleh suara tangisan yang begitu keras.
Kaki yang sebelumnya begitu kaku karena masih sakit hingga harus menggunakan kursi roda, kini semua rasa sakit itu tidak seberapa dibandingkan rasa sakit menerima kenyataan bahwa aku harus kehilangan orang yang aku sayang.
Belum sempat begitu lama aku kehilangan Mamah, kini aku harus kehilangan Omah Nilam yang aku anggap sebagai pengganti Mamahku. Dan belum lama juga aku merasakan kasih sayang dari seseorang yang aku anggap Mamah kandungku, sekarang aku harus kehilangan lagi.