Aku kembali memeluk tubuh mas Raka, mengungkapkan semua yang ku rasakan. Meskipun mas Raka selalu bersikap kasar padaku, tapi aku berusaha memaafkan dia.
"Mas, jangan khawatirkan masalah itu sayang! Aku tidak pernah sekalipun marah atau benci padamu, apapun yang kamu lakukan terhadapku tidak pernah merubah perasaanku. Aku tetap sayang dan cinta sama kamu, mas. Aku sayang sama kamu!" Tuturku yang mengungkapkan padanya bahwa aku sudah memaafkan dirinya sudah dari lama.
Tanganku tak hentinya mengelus lembut punggungnya, dengan perasaan yang begitu bahagia walaupun rasa khawatir menyelimuti ku. Di samping itu, aku tidak percaya ini terjadi. Mas Raka, orang yang sangat keras kepala tidak mau ketinggian saat bicara ternyata dia bisa lemah juga bahkan dengan gentle nya mau ucapkan kata maaf.
Dengan kata itu saja, aku sangat bahagia dan tak bisa tertandingi oleh apapun di dunia ini.
