Sehingga aku agak marah padanya akibat permintaan Mang Ujang.
"Apa maksud mang Ujang memintaku untuk tetap berada di mobil? Mang Ujang menganggap aku apa? Lemah? Mang Ujang dengar ya! Mana mungkin aku bisa tenang, sedangkan suamiku sedang kesakitan dan membutuhkan aku sekarang? Dia sedang dalam bahaya, dan mungkin saja dia sedang sekarat sekarang? Apa aku bisa bersantai saja di mobil hanya karena takut kehujanan?" Murka dan marah saat mendengar pernyataan dari mang Ujang tersebut.
Mang Ujang menghela nafasnya, mungkin menahan kemarahannya terhadapku. Ya, iyalah. Mana berani dia marah, pasalnya aku adalah majikannya meskipun mas Raka tidak mau menghargaiku sebagai istrinya, tapi bagi mereka aku tetaplah majikannya.
Dia menatap ke arahku, berusaha menjelaskan secara perlahan, mengenai maksudnya melarangku untuk turun.