Tak kuasa menahan kesedihanku, air mataku tiba-tiba saja terjatuh membasahi wajahku. Aku sampai menangis sesegukan di hadapan Mang Ujang karena tak kuasa lagi membendung kesedihan ku.
Selama dua tahun ini aku berusaha untuk menjadi istri terbaik untuk suamiku, nyatanya aku tidak berhasil hingga akhirnya
"Nyonya? Nyonya kenapa? Nyonya malah menangis?" Seru Mang Ujang dengan suara bergetar. Dia ikut larut dalam kesedihanku saat ini.
"Mas Raka, Mang! Mas Raka sudah pergi ke kantor pengadilan untuk mengajukan gugatan cerai atas pernikahan kita. Dia sudah tidak lagi memberikan kesempatan untuk aku menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi tadi malam. Mas Raka benar-benar akan menceraikan aku, Mang Ujang." Ucapku dengan lirih, penuh dengan kesedihan.
Bukannya aku berhenti menangis, aku malah membuat tangisan ku semakin kencang bahkan sampai menangis kejer layaknya anak kecil yang sedang kehilangan sesuatu.