Semua orang yang ada di tempat kejadian, mulai berdatangan mendekati mobilku. Mereka begitu khawatir ketika mendengar suara tangisan ku, takut telah terjadi sesuatu padaku.
Ya bagaimana tidak? Aku menangis sangat keras, karena takut Omah Nilam tidak bisa sembuh lagi dan aku menjadi kehilangan orang terdekatku kembali. Atau mungkin saja malah sebaliknya.
Mereka menghampiriku bukan khawatir dan takut terjadi sesuatu padaku. Mereka malah kesal dan marah dengan suaraku, yang pastinya aku mengganggu ketenangan mereka.
Suara tangisku ini sangat besar, bahkan sampai meraung-raung tanganku tidak berhenti memukul-mukul setir mobil, melampiaskan kemarahanku. Bukan tidak mungkin kalau ada orang yang marah padaku, dan bisa juga mereka membenciku mengusirku agar tidak berada di sekitar area tempat itu.