"Beneran Tuan tidak mau mencari toiletnya disini? Tidak akan kebablasan di mobil, Tuan?" Tanya Mang Ujang dengan perlahan.
"Tidak Mang Ujang. Nanti kalau kebablasan tidak cebol aja, apa susah nya sih. Sekarang berangkatlah, saya tidak mau terlambat!" Pekikku dalam keadaan mata terpejam.
"Iya Tuan." Sahut mang Ujang yang kembali menghidupkan mesin mobilnya. "Ih, ternyata orang kaya sejorok itu?" Gerutu nya.
"Memang nyaman duduk dalam keadaan sudah di ujung. Saya rasa tidak akan nyaman deh ketikan duduk, belum lagi perut sakit. Kalau saya mah, ogah deh nahan-nahan kayak gitu. takut keteteran di celana. Tahu Tuan, apa dia tidak takut keteteran juga?" Gumam Mang Ujang dengan berbisik.
Dia pikir aku tidak mendengarnya, apa? Aku mendengarnya lah, Alhamdulillah kupingku masih berfungsi dengan baik. Meskipun mang Ujang bicaranya sangat perlahan, dan berbisik, tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.