lima jam berlalu sudah, malam sudah mulai larut, Jenderal Kim masih merahasiakan dan menyembunyikan identitas penelfon tadi dari Alena. Dalam perjalanan pulang, Alena membuka pembicaraan masalah uang.
"Hmm..Jenderal Kim, ini aku sudah mendapatkan kabar dan sudah mengecek di rekeningku kalau dana penjualan rumahku untuk penggantian pembelian barang-barang bantuan logistik sudah cair. Besok pagi sebelum Jenderal pergi ke Markas Pusat, kita transfer dulu pembayarannya. Agar bantuan logistik untuk korban bencana di Ukraina, bisa segera dikirim Jenderal.
"Okay..terima kasih ya, aku pinjam danamu dulu ya, aku pasti akan kembalikan secepatnya, sebenarnya aku ada uang di tabungan, tetapi itu simpanan untuk pengobatan ayah.
"Jenderal Kim sudahlah, jangan berpikir macam-macam dulu, aku ikhlas membantu, yang terpenting masalah terselesaikan dulu, dan jangan pernah memakai dana simpananmu, karena itu untuk membiayai pengobatan Tuan Ha , karena jujur aku ingin sekali melihat beliau sehat sedia kala.
"Ya semenjak ayahku sakit, rumah ini terasa sepi, ini semua karena ulah ibu tiriku, dialah yang sudah membuat ayah sakit seperti ini.
"Sudah jangan menangis, aku selalu ada di sini untuk menemani Jenderal Kim. Hmm kalau begitu masalah kuliahku ditunda dulu saja, aku tidak ingin merepotkan Jenderal Kim.
"Sssttt..sudahlah, untuk kuliahmu aman, itu dana milik ayah, sudah aku lunasi biaya kuliahmu sampai kamu wisuda nanti, jadi tenanglah jangan kawatir Alena. Kamu harus kuliah, wujudkan impianmu menjadi seorang dokter. Okay sudah sampai rumah, sekarang rehatlah, besok pagi kamu harus bangun untuk menyiapkan semua keperluanku ya.
"Baik Jenderal Kim, aku masuk duluan ya.
"Masuklah , aku mau parkir mobil dulu ya, nanti aku menyusul ya, ingat ya mulai malam ini tidur di kamarku.
"Hahh... mulai malam ini.
"Iya...biar kamu tidak kesiangan.
"Hmm..yang ada aku malah kesiangan, pasti akan terjadi sesuatu di kamarnya nanti"gumam Alena.
Setelah selesai mengganti pakaian, Alena menuju kamar Jenderal Kim, terdengar suara air gemercik, Jenderal Kim sedang membersihkan diri. Selang sepuluh menit kemudian, Alena yang sedang menonton televisi, melihat Jenderal Kim hanya mengenakan handuk putih, rambut cepaknya basah, dengan bentuk tubuh proposional, dan perut atletis, membuat Alena menelan salivanya.
Jenderal Kim tidak canggung lagi saat melepaskan handuknya dan lagi-lagi Alena melihat tubuh Jenderal tanpa sehelai benang pun. Alena segera berbalik badan, menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.
"Heiii..pura-pura tidak mau melihat ya, percuma pura-pura tidak mau melihat, kamu sudah pernah melihat sebelumnya kan, sudah berbaliklah aku sudah selesai"Jenderal Kim menaiki ranjang dan memeluk Alena.
"Aishhh..sudah tidurlah Jenderal, besok kita kesiangan bangun lho.
"Ya sudah mau sampai kapan kamu membelakangiku. Ini lagi buat apa menutup mata, kenapa sich kamu, kayak belum pernah lihat saja.
"Ya tetapi beda saja, beda seperti tadi pagi yang aku lihat.
"Hahahaa...wajarlah habis mandi pasti beda, ya sudah rehatlah, aku janji hanya ingin memelukmu seperti ini, tidak ingin menganggumu.
"Ya sudah Jenderal Kim tidur ya, ini mulai larut malam.
"Alena ...sebelum tidur, ada hal yang ingin aku katakan padamu, besok mungkin aku tidak pulang, aku banyak urusan negara dan urusan lainnya, jadi kamu tidak perlu menungguku pulang ya.
"Ya..yang terpenting Jenderal Kim jangan sampai telat makan ya.
"Hmm..jangan cemaskan aku, aku sudah terbiasa makan terlambat, mmuuaacchh"Jenderal mencium bibir Alena, berlanjut ke lehernya lalu ke tangan Alena.
"Jenderal kenapa?"
"Berjanjilah padaku, apapun yang akan terjadi nanti, jangan pernah tinggalkan aku ya,.
"Jenderal..sudah ahh, jangan bahas yang sedih-sedih, selama aku bernapas aku tidak akan meninggalkan Jenderal, apapun yang terjadi.
"Aku mencintaimu, ingat selama aku pergi dan bertugas, jaga selalu dirimu ya.
"Baiklah, tenang saja, hal ini sudah pernah Jenderal utarakan sebelumnya.
"Ya karena saat aku mencintai seorang wanita, aku benar-benar ingin menjaganya.
"Hmm..tetapi Jenderal sepertinya melupakan sesuatu".
"Iyakah apa itu Alena!
"Ya Jenderal bilang malam ini akan memberikan kejutan untukku.
"Astaga aku lupa, ya sudah nanti ya, kalau aku sudah punya waktu, besok malam aku kabari ya. Sekarang rehatlahh, besok pagi kita harus bangun, jangan lupa bangunkan aku lebih awal ya.
"Ya Jenderal Kim siap, aku sudah pasang alarm, supaya besok tidak kesiangan.
Suara Jenderal Kim sudah tidak terdengar lagi, dia sudah tertidur pulas, sembari memeluk erat Alena. Nampak jelas wajah tampannya, impian semua wanita di dunia, memiliki pasangan setampan Jenderal Kim.
"Ya Tuhan, aku seperti berada dalam sebuah dongeng, biasanya aku hanya melihat lelaki tampan di sebuah komik animasi atau film animasi romantis, ternyata sekarang aku melihat lelaki tampan yang sedang memelukku erat, wajah lelahnya terlihat jelas. Jenderal Kim, aku berjanji akan selalu menemanimu, apapun nanti keadaanya aku akan selalu ada untukmu Jenderal Kim, entah mungkin aku bodoh, atau aku pemuja lelaki tampan, namun untuk Jenderal Kim sangat berbeda rasanya, saat berada sedekat ini denganya, pelukannya,ciumannya, suaranya, selalu aku rindukan, I Love you Jenderal Kim"gumam Alena
Satu jam berlalu, melihat Jenderal Kim sudah pulas tertidur, Alena secara perlahan bangun dari tempat tidur, dan memberikan kecupan lembut di kening Jenderal Kim, Alena ingin menyiapkan beberapa bahan masakan untuk membuat sarapan besok pagi.
"Hmm..mumpung Jenderal Kim sudah tertidur pulas, aku siapkan saja sekarang bahan-bahan untuk masak besok pagi, jadi besok aku tinggal memasaknya saja.
Sesampainya di dapur, Alena mulai mengeluarkan bahan-bahan sayuran dan daging, dia mulai memotongnya, membagi beberapa bagian dan menyiapkan semua bumbunya. Sementara di kamar Jenderal, melihat Alena tidak ada di kamarnya, Jenderal terbangun, dan melihat Alena tengah menyiapkan masakan.
Tidak ingin mengagetkan Alena, Jenderal Kim melangkah pelan, dan menutup pintu dapur secara perlahan. Jenderal Kim memeluk Alena dengan erat, perlahan mencium belakang leher Alena, membuat suasana menjadi panas.
"Heii..besok saja memasaknya, aku tidak ingin kamu terlalu lelah.
"Ya Tuhan Jenderal Kim, buat kaget saja, hampir saja aku terkena pisau.
"Hmm...sudah masukan ke dalam kulkas semua, sudah saatnya tidur Alena.
"Ya sedikit lagi ya.
Kejadian malam itu tidak terduga, Jenderal Kim secara perlahan membuka ikatan baju tidur milik Alena, seperinya kali ini mereka sudah tidak bisa menahan hasratnya. Jenderal Kim lalu menggendong Alena, keluar dari dapur, sembari berciuman mesra, mereka akhirnya melanjutkan hubungan panas itu di dalam kamar Jenderal Kim.
"Ssstttt...Jenderal Kim, bukannya belum ada waktu untuk melakukan hubungan intim ini. Dan saat di ranjang tadi kamu berjanji hanya ingin memelukku saja. Kenapa sekarang seperti ini Jenderal Kim!
"Aku takut besok tidak ada umur, dan ternyata aku tidak bisa menahan hasratku padamu.
"Yakin malam ini kita melakukannya, tetapi aku sudah tidak memiliki kesucian sejak gadis.
"Alena aku tidak mau mendengar masa lalumu, bahagiakkan aku malam ini, buat aku tidak bisa melupakanmu.
"Baiklah Jenderal Kim, Jenderal harus bersiap melawan keganasanku di atas ranjang ya.
"Hehhee..okay siap, buktikan saja dulu mmuuaaacchhh"mereka berciuman dengan sangat panas, bertukar saliva berkali-kali, dan akhirnya malam ini mereka berdua sudah mulai menyatu, nampak Alena begitu ganas di atas ranjang, membuat Jenderal Kim, hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena tidak menyangka wanita muda seusia Alena sudah bisa memuaskannya di atas ranjang.