Menuju kediaman nenek Yoon, dari kota Busan, Korea Utara. Nenek Yoon ini adalah nenek kandung dari Jenderal Kim, dia sudah berusia 75 tahun, namun fisiknya masih sehat dan tidak pikun sama sekali karena masih aktif dalam kegiatan sosial dalam persatuan istri-istri mantan pajabat negara. Nenek Yoon adalah ibu dari ayahnya Jenderal Kim yang bernama Seo Ha.
Nenek Yoon mempunyai pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaan yang bernama Bora, dia sudah mengabdi dan ikut menjaga nenek Yoon selama kurang lebih 20 tahun, saat ini usia Bora sudah 45 tahun. Nenek Yoon selalu memantau anak dan cucunya melalui cctv internet. Saat nenek Yoon sedang membaca surat kabar pagi ini, Bora masuk ruang kerja nenek Yoon untuk memberikan informasi terbaru.
"Selamat malam nenek Yoon, ini teh hijaunya.
"Hmm..selamat malam juga Bora, bagaimana ada informasi terbaru apa tentang Seo Ha dan Kim. Aku sudah memperhatikan Kim sepertinya membawa seorang gadis muda, namun entah untuk apa dan apa saja yang mereka bicarakan, aku tidak begitu tahu. Apakah Pak Choi sudah memberikan informasi padamu?"tanya nenek Yoon
"Ini saya dapat foto gadis muda yang bernama Alena Jeong, Jenderal Kim membawanya karena berdasarkan surat perjanjian, Tuan Seo Ha banyak membantu keuangan keluarga gadis muda ini sampai biaya sekolahnya. Kedua orang tua gadis ini sudah lama meninggal.
"Hmm...tetapi sepertinya Kim sudah sangat dekat dengannya, sampai mereka sering masuk kamar berdua saja, hahaa, aku suka dengan gadis muda ini, sepertinya dia sudah bisa membuat Kim melupakan wanita jalang yang sudah meninggalkan Kim itu. Lalu bagaimana perkembangan Seo Ha, sepertinya masih belum ada kah perkembangan!
"Untuk kesehatan Tuan Seo Ha masih seperti biasa nenek Yoon, masih dibantu dengan alat pernapasan. Namun nenek Yoon tidak perlu kawatir, sepertinya nona Alena sekarang yang membantu merawat Tuan Seo Ha.
"Aku sudah tahu akan hal itu, aku melihatnya dari cctv internet, ohh ya bagaimana dengan Hann dan anak manjanya itu, aku tidak pernah habis pikir bagaimana bisa anakku Seo Ha menikahi wanita malam seperti itu, sudah mencoreng nama keluarga, dan lihat dimana dia sekarang, saat Seo Ha sakit.
"Nyonya Hann dan Tuan muda Park menurut informasi terakhir dari Pak Choi, mereka masih liburan di Eropa.
"Kurang ajar, wanita tidak punya hati Seo Ha sudah bertahun- tahun sakit, dia malah asyik berfoya-foya. Lihat saja nanti , aku akan berikan perhitungan dengan Hann, inilah kenapa dari dulu aku tidak pernah setuju kalau Seo Ha menikah dengan wanita malam yang hobinya foya-foya itu.
"Nenek Yoon sabar..ingat nenek ada darah tinggi, nanti anfal lagi.
"Sudah kau diam saja, jangan selalu berulang-ulang memberitahuku. Sekarang katakan pada pusat penerbangan Busan, siapkan pesawat pribadi milikku, malam ini kita terbang ke Seoul, dan ingat kau buka brangkasku, siapkan semua kartu atm milikku, jangan sampai ada yang tertinggal, kalau sampai ada yang tertinggal, kau tahu betapa sakitnya tongkatku ini Bora.
"Baik..siap nenek Yoon. Tetapi bukannya nenek Yoon baru saja pulih dari sakit, Dokter bilang jangan terlalu lelah dulu.
"Sudahlah Bora tidak masalah, bawakan saja obat-obatku juga, lagi pula penerbangan ke Seoul hanya satu jam lebih. Jadi aku masih kuat, kau tenang saja, sudah telefon sekarang bandar udara Busan, siapkan pesawat pribadi milikku, katakan pada kepala bagian, malam ini kita mau terbang ke Seoul.
"Siap laksanakan nenek Yoon.
"Hmm..Bora tunggu dulu satu hal lagi, ingat kedatangan kita ke Seoul jangan sampai Kim dan Pak Choi tahu, ingat itu. Kalau sampai kau lupa dan tidak bisa menjaga rahasia, maka bersiap tongkatku ini akan melayang di kepalamu.
"Siap nenek Yoo, tenang saja, saya akan menjaga rahasia.
"Hmm..baguslah, sudah cepat sana minta kepala bagian bandar udara Busan, untuk siapkan pesawat pribadi milikku.
"Baik saya ijin undur diri dulu nenek Yoon
"Silahkan.
Nenek Yoon lalu berlanjut menonton cctv dari laptopnya, dia begitu menyukai kedekatan Kim dan Alena, sampai dia sudah menyiapkan rencana brilian untuk mendukung hubungan Kim dan Alena.
"Hmm..jadi nama gadis itu Alena, ya cantik juga,walau mungkin berbeda 15 tahun dengan Kim, tetapi mereka cocok, entah mengapa dia bisa membuat hatiku tenang, saat melihat tingkah lucunya di rumah Kim. Aku sudah tidak sabar melihat langsung Alena, dia walau masih muda tetapi sepertinya mempunyai hati yang tulus, terlihat dari dia menjaga Seo Ha dan melayani Kim cucu semata wayangku yang paling nakal, sampai sebesar ini pun masih saja nakal, hahaaa mereka berdua sangat cocok, jangan-jangan hubungan mereka sudah dalam ini, Kim lebih cocok dengan Alena, dibandingkan mantan kekasihnya yang sudah meninggalkannya itu"gumam nenek Yoon.
Satu jam berselang, Bora sudah siap dengan beberapa koper dan semua keperluan nenek Yoon sudah tersedia di dalam koper. Setelah menyelesaikan segala sesuatunya, Bora masuk lagi ke ruangan nenek Yoon, untuk memberitahukan pesawat sudah disiapkan.
"Tokk..tokkk"suara ketukan pintu
"Masuk Bora, buka saja tidak dikunci.
"Permisi nenek Yoon, semua sudah siap, baik pesawat dan semua perlengkapan nenek Yoon. Saatnya kita berangkat menuju bandar udara Busan.
"Okay kita jalan sekarang, nanti begitu kita sampai di Seoul, tidak perlu telefon Pak Choi, kita bisa naik taxi bandara saja, aku ingin memberi kejutan buat mereka berdua, yaitu Kim dan Alena calon cucu menantuku.
"Baik mari kita jalan sekarang nenek Yoon, hati-hati pelan-pelan saja, nenek Yoon baru saja pulih dari sakit.
"Bukkk"nenek Yoon memukul tongkat ke punggung Bora, sudah aku bilang , jangan menganggapku seolah-olah sudah renta, aku masih bisa jalan, aku masih kuat. Kau ini tidak bisa ya cukup bicara sekali saja, aku tahu aku sudah tua, tetapi bukan berarti aku tidak bisa berjalan.
"Ma..maaf nenek Yoon.
"Sudah bawakan saja semua koper-kopernya, ingat hanya aku yang berhak cerewet bukan kau, paham Bora.
"Selamat malam nenek Yoon"sapa sang supir pribadi nenek Yoon
"Malam juga, cepat jalan sekarang, aku ingin segera sampai menemui cucu kesayanganku.
"Siap nenek Yoon.
"Ya kau jangan seperti Bora, cerewet sekali, sudah jangan banyak pertanyaan lagi, jalankan mobilnya sekarang.
'Siap laksanakan nenek Yoon.
"Maafkan saya nenek Yoon, saya hanya kawatir akan kesehatan nenek Yoon"jawab Bora.
"Bora..aku yang punya badanku, jadi aku jauh lebih tahu seberapa sehatnya aku, kau tidak perlu berlebihan, dan jangan pernah mengaturku, ingat itu.
"Baiklah nenek Yoon, maafkan saya.
"Maaf sudah seribu kali, yang aku ingin kau berubah, jangan cerewet, karena aku yang berhak cerewet.
Sang supir hanya bisa menahan tertawa, saat mendengar nenek Yoon selalu marah-marah dan tidak mau di atur. Namun nenek Yoon melihat perilaku sang supir pribadinya, dari kaca spion. Lalu dia menyodorkan tongkatnya ke supirnya.
"Heii..apa yang sedang kau tertawakan, memangnya ada yang lucu, mau aku pecat kau.
"Jangan nenek Yoon, saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja, saya mengingat sesuatu tentang anak saya.
"Awas saja kalau sampai kau diam-diam menertawakanku, maka habis riwayatmu, dengan tongkatku ini.
"Ya nenek Yoon, tenang saja saya tidak akan berani macam-macam.
"Baguslah kalau kau mengerti.