Angga menghampiri Lova yang duduk di sudut restoran. Ternyata dia tidak datang sendiri, tapi bersama putranya yang diletakkan di dalam kereta bayi.
"Kamu benar-benar nekat membawa putra kamu keluar dari rumah itu?" Angga langsung duduk di depan Lova tanpa basa-basi, sedangkan Lova hanya tersenyum tipis mendapati kedatangannya.
Angga manggut-manggut sembari tersenyum. "Rupanya memang kamu adalah wanita yang gigih sesuai dengan tebakanku."
"Kamu tidak pesan makanan?" tanya Lova dengan santai. "Nasi goreng di tempat ini ternyata enak sekali."
Angga menggelengkan kepalanya sembari menatap ke arah Lova yang terkesan baik-baik saja. Ternyata dia memang pandai menyembunyikan semuanya.
"Lova, kamu bisa menunjukkan kesedihanmu di depanku," katanya. "Kamu tidak perlu berpura-pura padaku karena kamu sudah menyewa jasaku sebagai pengacaramu."