Pritam meraih pundak Lova. "Bayangkan jika dia tahu kalau papanya masuk penjara karena mamanya, Lova."
Lova terdiam dan tidak bisa langsung menjawab pertanyaan itu. Sepertinya dia tidak memprediksikan semuanya akan jauh lebih rumit di masa depan.
"Putra Kita akan punya luka tersendiri dan kamu tidak akan pernah bisa memahami luka itu," ucpanya. "Mungkin ketika dia masih kecil dia belum terlalu mengerti tentang konsep itu. "
Pritam kembali melengkungkan bibir untuk tersenyum. "Akan tetapi lama-kelamaan dia mulai akan memahaminya. Dia akan mulai merasa jika hidupnya tidak sama dengan yang lainnya. Lagi pada akhirnya bisa saja dia membenci dirimu karena dia berpikir bahwa dia kehilangan ayahnya karena kamu."
Lova terus menatap ke arah lawan bicaranya. Kata demi kata yang terlontar keluar dari celah bibir Pritam tentu saja tidak akan ada harganya sama sekali. Keputusan yang sudah bulat dan apapun tidak akan pernah bisa mengganggu gugat itu.