Mayya berlari kalang kabut seakan sedang dikejar sesuatu. Dia langsung menerobos masuk ke dalam rumahnya tanpa basa-basi. Pandangan matanya langsung menyapu setiap sudut ruangan, berusaha untuk menemukan ibunya.
"Ibu!" Mayya berteriak. "Ibu di mana?"
Tak berselang lama, Susanti keluar dari dalam bilik kamar. Menyambut kedatangan putrinya dengan aneh, pasalnya dia tidak pernah melihat putrinya kebakaran jenggot seperti ini.
"Kamu ini kenapa?" tanya Susanti. "Kamu tahu kalau putra kamu sedang tidur, bukannya datang hati-hati tanpa suara malah teriak-teriak begitu."
Mayya mengabaikan kalimat ibunya dan membawa Susanti duduk di atas sofa. Dia bahkan mengabaikan detak jantungnya yang tak karuan sebab berlari untuk sampai ke rumahnya setelah turun dari halte bus. Padahal mau berlari atau berjalan, bahkan kembali besok pun, tidak akan pernah bisa mengubah fakta yang sudah terjadi. Dia tidak bisa mengembalikan apapun yang memang sudah lepas dari tempatnya.