Hari demi hari berlalu. Ini adalah hari persalinan Mayya dan Lova. Pritam akhirnya menyerah. Dia tidak mau berdebat dengan istrinya hanya karena satu permintaan kecil yang menurutnya juga masih bisa dikabulkan.
Pritam menempatkan Mayya di rumah sakit yang sama dengan istrinya. Ruang persalinan hanya berjarak beberapa meter saja. Seakan akan Lova mengizinkan dirinya untuk menunggu dua putranya lahir secara bersamaan.
Di sisi lain, kecemasan, ketakutan, kegelisahan dan ketidaksabaran bercampur aduk menjadi satu. Dia tidak bisa mengontrol itu dengan baik. Faktanya memang, dirinya tidak mempersiapkan mental untuk menghadapi semua ini.
"Mama datang?" Pritam mengerutkan keningnya tatkala dia melihat seorang wanita tua berjalan didampingi anak buahnya menyusuri koridor rumah sakit. Dia mengarah padanya.
Pritam menyambut kedatangan ibunya dengan heran. Dia akan jauh lebih lega jika wanita ini memilih untuk tidak peduli seperti biasanya.