"Bagaimana jika Tuhan memberikan kesempatan kedua untukmu, kamu akan kembali pada Pritam atau berpaling dan bersama Karan?" tanyanya dengan senyum seringai yang samar.
"Kenapa kamu memberi pertanyaan semacam itu padaku?" Lova menggelengkan kepalanya kemudian. "Aku tidak tahu kenapa aku dilempari pertanyaan yang terkesan menyudutkan posisiku sekarang?"
Zera tersenyum padanya. "Aku hanya penasaran makanya aku bertanya."
Lova tidak bisa memahami pola pikirnya. Dia tidak bisa menebak sifat dari wanita yang baru saja dilihat temui ini. Di samping mereka tidak akrab sama sekali, Lova juga tidak mau menilai orang hanya dari perkenalan yang singkat seperti ini.
"Aku tidak tahu kalau jawabanku penting untukmu." Lova berpendirian teguh tidak mau menjawabnya. Toh juga menurutnya itu bukan pertanyaan yang pantas dibahas dalam keadaan hatinya yang sedang kacau begini.