Pritam menatap wanita yang ada di depannya dengan sedikit canggung. Setelah pembicaraan mereka semalam, dia tidak punya keberanian untuk berbicara langsung dengannya. Menatap punggungnya saja begini, nyalinya langsung cuit.
Dia tidak peduli jika rahasianya diketahui oleh banyak orang, tetapi dia mulai panik ketika rahasianya diketahui oleh ibu mertuanya sendiri.
Janti menoleh dan dia terkejut kalau melihat Pritam berdiri di ambang pintu dan memotong di sana tanpa bergerak.
"Kenapa kamu berdiri di sana?" tanya Janti. "Aku hampir jantungan tadi," katanya. Dia mengusap dadanya beberapa kali.
Pritam tersenyum. "Mau ambil air putih," jawabnya seadanya.
Janti menoleh ke arah kulkas yang tidak jauh dari posisinya berdiri. "Baiklah." Dia tersenyum seadanya lalu melangkah keluar dari dapur.
Akan tetapi, Pritam malah mencegahnya. Memanggil namanya dengan begitu lembut. "Bu ...."
Janti menoleh. Dia tidak jadi melanjutkan langkah kakinya.