Larut malam tiba. Jarum jam tertahan di angka 12, lebihnya beberapa menit berjalan.
Dia memandang detak jarum jam dengan penuh kekhawatiran. Pritam tidak bisa dihubungi sejak tadi sore. Kantornya mengatakan bahwa dia sudah pulang pukul lima sore tadi. Namun, sampai tengah malam seperti ini tidak ada kabar dari suaminya.
Bahkan makan malam di atas meja pun belum disentuh sama sekali. Lova juga melewatkan makan malam dan membiarkan perutnya keroncongan sembari terus berharap kalau suaminya segera pulang setidaknya memberi kabar di mana dia berada.
Suara pintu diketuk kemudian. Sesegera mungkin dia bangkit dari tempat duduknya lalu berlari ke arah ambang pintu.
Lova membuka pintu dan akhirnya dia melihat siapa yang datang.
"Pritam!" Gadis itu terkejut bukan main tatkala melihat suaminya dibopong oleh dua temannya. Dua pria dengan wajah yang asing untuk Lova.
"Boleh kita masuk, dia berat sekali."