Dia berjalan menyusuri sisi bangunan kantor milik Pritam, pergi dan menjauh dari sana. Dia tidak tahu apakah keputusan yang dibuatnya sudah benar ataukah ini hanya menjadi malapetaka yang baru untuknya.
Memang kenyataannya dia tidak bisa lepas dari ini semua, faktanya memang dia tidak bisa berjalan seorang diri dan meninggalkan apa yang sudah terjadi padanya. Sejauh apapun dia melangkah dan sekuat apapun usahanya untuk berlari, dia selalu kembali ke tempat yang sama pada pria yang sama juga.
"Mayya?" Seseorang memanggil dirinya. Saat dia menoleh, pandangan matanya bertemu dengan sepasang mata teduh dan senyuman yang begitu tulus tertuju padanya.
Dia mempercepat langkahnya, sedangkan Mayya hanya dia membeku di tempatnya. Sejauh ini dia tidak tahu, apa yang harus saya lakukan ketika bertemu dengan Lova. Rasa bersalah yang dia punyai, terlalu besar untuk bisa berhadapan dengannya.