Andrea berdiri dengan anggun di depan studio seni, menyapa satu per satu pengunjung peresmian perdana galeri yang kebanyakan datang dari kalangan akademisi. Beberapa profesor yang mengajarnya dulu datang memberikan dukungan, sementara rekan-rekan seangkatannya memberi karangan bunga sebagai ucapan selamat.
Namun, senyum Andrea belum lengkap karena Svard belum datang, padahal pria itu berjanji akan datang setelah pergi ke LAT dan rumah sakit untuk mengunjungi Marcel. Andrea melirik jamnya berkali-kali, tapi terhitung sudah lewat dari satu jam pria itu mangkir. Tak biasanya Svard terlambat, dan itu membuat Andrea khawatir.
Berita soal kemunculan wanita misterius yang mencoba membunuh Marcel itu membuat situasinya mencekam setiap saat mereka berpisah seperti ini.
"Kenapa dia tidak menjawab panggilanku?" kesal Andrea, memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku karena Svard kembali mengabaikannya. "Apa dia ada rapat di LAT? Tidak jadi cuti?"
