Seperti biasanya, Marcel berjalan dari kafe tempat kerja paruh waktunya ke apartemennya. Pria itu agak mengantuk, hingga gitar akustik di bahunya terasa lebih berat. Namun, atensi Marcel fokus kembali ketika melihat sebuah toko alat lukis yang sepertinya baru di kota ini.
Spanduk-spanduk penawaran harga miring untuk berbagai produk terlihat di sana. Dekorasi toko itu pun sangat meriah dengan lampu-lampu LED warna warni yang melilit pohon-pohon palm di halaman depannya.
"Haruskah aku melihat-lihat?" tanyanya pada diri sendiri, tapi tanpa sadar ia pun sudah melangkah menuju toko itu. Marcel memang impulsif, dan saat ini yang menjadi alasannya ingin mendatangi toko itu adalah karena Andrea.
"Permisi…"
"Oh, selamat datang! Apa yang kau cari, Anak Muda?" tanya seorang pria gempal paruh baya ramah. Namun, Marcel nyaris saja tertawa ketika pria itu memanggilnya dengan sebutan sangat kuno.
"Aku baru melihat toko ini. Apakah kau baru saja membukanya?"
