Lennart melipat tangannya di depan dada, menghentak-hentak pelan kakinya di bawah meja. Ia memperhatikan pria di depannya penuh selidik, mencurigainya sebagai seorang kriminal sungguhan karena penampilannya yang berbeda kontras dari pertama kali mereka bertemu. Tunggu, atau jangan-jangan pria yang mengaku bernama Alrik ini adalah agen intelijen dunia sihir? Pikirnya berimajinasi.
Tidak ada percakapan di antara mereka. Es batu dalam dua gelas kopi yang dibelikan Alrik bahkan nyaris mencair dan membasahi meja. Namun, Lennart tidak pernah betah dengan orang yang menurutnya membosankan.
"Kau ingin meminta maaf atas kejadian waktu itu? Kurasa tidak perlu, karena aku yakin pasti ada kesalahpahaman di antara kau dan Svard, makanya kau menyerangku. Kau juga mungkin bukan manusia, jadi aku mewajarinya, bahkan berterima kasih dengan fakta bahwa aku masih bernafas sampai detik ini."