"Okay, aku bantu ya." Gendhis tidak melarang Erlangga untuk membantunya. Justru dia ingin, Erlangga juga ikut serta dengan urusan rumah tangga sehingga mereka berdua bisa bahu membahu meski tanpa asisten kelak.
Keduanya pun bahu membahu membereskan sisa piring dan sendok setelah makan. Karena tidak banyak piring kotor, akhirnya salah satu pekerjaan rumah tangga itu pun selesai di lakukan. Ketika Gendhis selesai menaruh lap dan mencuci tangannya, tiba-tiba Erlangga mendekatkan tubuhnya ke punggung sang istri. Spontan bulu kuduk Gendhis meremang.
"A-apa yang kamu lakukan?" Suara yang keluar dari mulut Gendhis terasa mencekat tenggorokannya.
"Kenapa? Kita sudah boleh melakukan ini bukan?" Erlangga memeluk Gendhis dari belakang dan memberikan kecupan di leher yang terbuka.
"Uhmm, Erl …"
"Panggil aku mas Erl sayang," Ucap Erlangga sambil terus mengecup leher sang perempuan yang sudah halal digaulinya itu.
"M-mas Erl sayang,"