Suara azan dhuhur berkumandang di Masjid sebrang jalan. Riza yang mendengar azan memang harus mengakhiri obrolan mereka.
"Aku harus ke Masjid,"
"Aku ikut," ujar Naura berdiri dan tersandung. "Masya Allah ... sakit," keluhnya pelan, Riza menarik pergelangan tangan Naura.
"Sini," Riza meraih lalu menggandeng sepupunya. "Hati-hati ya ...."
Semua memang sangat sulit untuk di jalani namun bagaimana lagi, Naura selama ini selalu dibantu, karena itulah dia tidak ingin merepotkan orang yang berada di sampingnya. Dia ingin mandiri tentu bukan hal yang mudah.
Naura melepaskan pegangannya dari Riza, berusaha berjalan demgan arah tongkatnya, mereka semua berjalan.
Sebagai seorang Ibu Salwa segera menuntun Naura, Ahsan berjalan di belakangnya berjarak tiga langkah. Air matanya berlinang.
"Bun ... ada benda antik di daerah ini, aku mendengar tiga batu putih berbunyi," bisik Naura ke Bundanya.