Niat baik Azka tercampakan, Azka mengemas barangnya, Robet dan Hihu datang.
"Stop! Jangan bicara apa-apa.
Aku sudah mengungkap perasaanku, ini sudah cukup untukku," jelas Azka
terburu-buru sebelum di tegur, wajah gelisah terlihat sangat jelas.
Hihu berbaring di kasur mahal.
"Dia sama sekali tidak mencegah? Pakek trik dong tuan muda," kata Hihu sangat ringan
"Wanita payah. Mungkin karena kau sangat aneh. Perjuangkan, nanti aku bantu," ungkap Hihu seperti ia benar-benar pakar cinta yang sangat mahir.
"Diam! Sayangnya namamu tidak meyakinkan, Hihu hahaha." Azka tertawa sendiri sampai meneteskan air mata kesedihan.
"Kau menangisi nasibmu?" lanjut Hihu.
Azka menghentikan tawanya.
Menatap dengan pandangan kosong ke bawah, terdiam sejenak.
Entah apa yang terbesit di benaknya, ia mengabil bunga dengan vasnya lalu bernyanyi.
"Aku mencinta, mencintai hanya sekali, sekali dalam hidup ku ini."
Ganti lagu.
"Sebagai lelaki yang tak di anggap aku hanya bisa mencoba bersabar."