Pemuda itu mengambil ponselnya.
[Assalammua'laikum, Allah memberikan rasa rindu yang terlalu dan membuat perasaan gelisah tak tenang, rasa yang tak bisa diungkapkan bagaimana, hanya seperti, seperti, dan seperti. Aku bingung mau nulis apa, aku mengakui, aku rindu kamu. Semoga Allah, tidak melebihkan cinta ku kepada mu, karna aku sebagai hamba harus lebih mencintai Allah, terima kasih kau sudah menolakku. Biarkan aku mengutarakan segalanya, tolong jangan dibalas.]
Khafi sudah mengetik chat pengakuan hatinya yang merana dan terluka. Dia mengingkari penolakan Indana. Karena perasaan gelisah tidak dapat dibendung lagi akhirnya Khafi berusaha menghubungi Indana lagi, walau baru beberapa menit ia ditolak. Dia mulai mengetik.
[Indana, kamu bukan adikku, kamu gadis yang aku cintai, setelah beberapa menit kamu mengungkapkan perasaan tidak mencintaiku. Kau bilang hanya memanfaatkanku. Aku terluka dan kecewa.]