Khafi terlihat takut dia segera masuk ke dalam mobil. Melihat Cindi yang sudah memakai kebaya.
"Dasar! Hih ... ingin nabrak rasanya aku!" Khafi sangat muak, dia memejamkan mata. "Ya Allah ... apes bener aku ini. Datang jauh-jauh, kehujanan hampir kecelakaan karena jalanan licin, tidak tidur untuk menjemput, malah menyaksikan hal seperti ini. Ya Allah ampuni hamba."
Di dalam sana Aqsa akan menjabat tangan penghulu. Penghulu meminta Aqsa membaca nama Cindi. Cindi terlihat sangat puas dan bahagia.
'Hamba sama sekali tidak berniat untuk menyakiti hati Madina. Hamba yakin dengan kekuatan Engkau ya Allah. Hamba sangat yakin Engkau akan memberikan cara yang tidak terduga. Hamba pasrah, hamba setuju, karena yakin Engkau sendiri yang akan membuka aib Cindi. Hamba tidak ingin membuka aibnya, Karena dia sudah baik kepadaku. Ya Allah ... semoga ada keajaibanMu.'
"Sudah siap?" tanya penghulu.
"Siap," sahut Radi. Radi mengulurkan tangan Aqsa. Aqsa meneguk salivanya, air matanya menetes.