Aqsa memundurkan kursi rodanya entah kemana. Ruangan itu terlalu sempit untuk bisa membuat Aqsa kabur. Terlebih lagi dia tidak bisa berjalan.
"Kamu tidak bisa lari kemana-mana." Cindi berbicara dengan nada genit.
"Jangan bohongi perasaanmu. Jika kamu tertarik kepada tubuhku. Aku ingin kamu menjadi milikku sepenuhnya. Jika kamu tidak bisa melakukannya, aku yang akan memuaskanmu." Cindi melempar lingerei, hanya ada dua kain yang menutupi kedua benda yang biasa dijaga para wanita.
"Jangan gila! Aku mohon jangan lakukan ini." Aqsa memejamkan mata. Dia merasa tersudut.
Brok!
Brok!
Dia membuka mata melihat tempatnya yang sudah tidak memungkinkan untuk bergerak. Aqsa terpojok dengan kursi rodanya. Dia memejamkan mata.
"To ...." Mulut Aqsa di bungkam dengan tangan Cindi, Aqsa bergerak sebisanya.
"Ups! Lihatlah ...."
Wanita itu tiba-tiba duduk di atas pangkuan Aqsa dengan cepatnya. Aqsa segera mendorong lengannya dengan risih.