Melihat sebuah kegelisahan dari bola mata sang imam. 'Kenapa tiba-tiba aku mencemaskan sesuatu, yang hanya berasal dari mimpi. Huft ....' kemelut Aqsa dalam hati dengan rasa gundahnya. Aqsa berbaring di samping Dina.
Menaikkan kepala istrinya memberikan lengan kirinya untuk dijadikan bantal oleh sang istri. Aqsa memejamkan mata sambil terus membelai pipi mulus istrinya.
'Aku percaya kepadaMu. La Tahzan wala takhof. Jangan bersedih dan jangan takut. Engkau bersamaku ya Allah. Engkau yang melindungi ku. Lindungi istri hamba, jaga dia dari marabahaya apa pun,' doa Aqsa dalam hati.
Melihat sang suami menelan ludah dengan susah payah. Dina benar-benar melihat kecemasan dari suaminya.
"Boleh aku tahu ... apa yang sekarang ada di pikiran Kakak?" tanya Dina terus memandangi suaminya.
"Jangan banyak bicara, tidurlah ... aku lelah." Aqsa memilih diam dan mendekap istrinya. Dekapan itu seakan-akan memiliki arti khusus. Dina merasa damai walau banyak pertanyaan di dalam hatinya.