Aqsa terlelap dalam pelukan istrinya. Madina menatapnya. Lagu-lagu menemani malam mereka. Aqsa tidak melakukan apa pun kecuali mendekap istrinya dan menempelkan bibirnya ke pipi sang istri.
'Aku jatuh cinta, setiap hari ini, kau hidup dalam diriku. Sejak aku berjumpa denganmu, aku tidak ingin tidak menatapmu. Aku tahu itu cinta dan aku merasakannya. Setiap saat aku memikirkanmu. Meski aku memaksa diriku untuk memikirkan hal lain.
Hanya ada satu orang yang aku lihat di mataku, dirimu. Jika kau meninggalkanku, hatiku akan sakit karenanya. Karena dirimu,
tetaplah selalu berada di sisiku.
Aku akan menjaga cintaku selamanya dan aku akan mencintaimu selamanya.
Meski aku mencoba menyembunyikan hatiku yang gemetar setiap saat ini. Tetap saja aku terus menunjukkan cintaku. Kak Aqsa aku mencintaimu, aku membutuhkanmu. Itu tak bisa dijelaskan
karena cinta imajinasi tanpa makna.' Madina menepuk pelan lengan suaminya.