Pria pengantar barang itu menggeleng, "Nona, mohon maaf, tugasku hanya mengirim barang ini pada orang yang bernama Arabella Fawley. Selebihnya, aku tidak tahu. Di dunia ini memangnya siapa yang bisa mengetahui di mana baru bisa bertemu dengan Tuan Muda Schallert, jika bukan sekretarisnya?"
Arabella terduduk lemah. Yang dikatakan pria ini memang benar adanya, bagaimana mungkin seorang pegawai toko ponsel tahu mengenai keberadaan pria hebat seperti Deon.
Putus asa? Mungkin itulah yang menggambarkan kondisi Arabella saat ini. Harapannya seketika hilang dan dia sudah tidak memiliki jalan. Yang dia inginkan hanya kesehatan ibunya, bisa berkumpul kembali, alangkah baiknya, tetapi mengapa takdir malah mempermainkannya? Membuat kondisi ibunya dalam situasi yang tidak normal. Sebentar seperti ada harapan akan kesembuhan sang ibu, namun dengan sebentar pula, harapan itu langsung sirna.