Chereads / Unpredictable Thing / Chapter 4 - Part 4

Chapter 4 - Part 4

Sauqi kini sedang berada di kantin bersama dengan teman-temannya yang lain.

"Si Rizan ke mana qi? Kok gak bareng lo?" tanya Ryan.

"Males gue ikut campur urusan dia," ucap Sauqi.

"Kenapa memangnya dia?" tanya Fano.

"As you know lah. Dia mana bisa tersenggol walau dikit doang," ucap Sauqi.

"Berurusan sama siapa dia kali ini?" tanya Ryan.

"Cewek cantik anak kelas sepuluh. Dan asal lo semua tahu ya, tuh cewek berani banget sama si Rizan. Gak ada takutnya," ucap Sauqi seraya mengunyah makanannya.

"Wah yang benar lo?" tanya Fano.

"Iya benar lah. Ngapain juga gue bohong coba?" ucap Sauqi.

"Kok bisa sih? Akar permasalahannya apa memangnya sampai dia bisa berurusan sama tuh cewek?" tanya Ryan penasaran.

"Tuh cewek ngatain dia jelek. Ya gak secara langsung sih. Jadi tuh cewek lagi ngobrol gitu sama temannya terus gue juga gak tahu gimana ya. Temennya tuh cewek kayak tunjukkin fotonya si Rizan dan puji Rizan. Tapi tuh cewek justru sebaliknya," ucap Sauqi.

"Wkwk tuh cewek ngatain Rizan gitu?" tanya Fano dengan tawanya.

Sauqi pun mengangguk.

"Benar banget. Mereka tuh gak tahu kalau gue sama si Rizan ada di sana. Sampai akhirnya si Rizan ngamuk dan memberi perhitungan sama tuh cewek," ucap Sauqi.

"Gila emang ya si Rizan. Senang banget cari masalah. Sama cewek juga ditanggapi. Luar biasa," ucap Fano.

"Bukan Rizan namanya kalau gak gitu," ucap Sauqi.

"Terus sekarang mereka di mana?" tanya Ryan.

Sauqi mengendikkan bahunya.

"Gak tahu gue. Kalau gak ke room OSIS, rooftop atau mungkin belakang sekolah. Itu aja sih," ucap Sauqi.

"Semoga aja dia gak berlebihan menghukum tuh cewek," ucap Ryan.

"Ya semoga aja," ucap Fano.

"Tapi Rizan kan kalau udah berurusan sama orang tuh payah. Ya kita doakan ajalah. Gue juga gak tega kalau sampai dia berlebihan hukum tuh cewek. Apa lagi tuh cewek cakep banget," ucap Sauqi.

"Secantik apa sih qi?" tanya Fano.

"Cantik banget lah. Si Naura ya kalah sama dia," ucap Sauqi.

"Serius lo?" tanya Fano tak percaya.

Sauqi pun mengangguk.

"Iya serius. Natural aja dia cakep banget gimana kalau dia sampai bermake up coba? Kalau si Naura kan tebal bedak," ucap Sauqi.

"Wah gue menjadi penasaran deh pengen tahu kayak gimana tuh cewek," ucap Fano.

"Ntar deh kapan-kapan gue tunjukkin ke lo berdua," ucap Sauqi.

"Namanya siapa qi?" tanya Ryan.

"Gak tahu gue yan. Kalau gak salah sih temannya panggil dia itu Cle Cle gitu. Tapi gak tahu gue namanya siapa," ucap Sauqi.

"Unik banget namanya," ucap Ryan.

"Seunik orangnya," ucap Fano.

Mereka lalu saling pandang dan tersenyum lalu geleng-geleng kepala.

.......

Clemira berusaha untuk mengambil ponselnya yang terus berdering dari tangan Rizan.

"Kembalikan!" ucap Clemira.

Rizan tersenyum miring melihat usaha Clemira yang terlihat sia-sia.

"Gue akan kembalikan ponsel ini dengan syarat. Gimana?" tanya Rizan.

Clemira menggeleng.

"Gak! Gue gak mau!" ucap Clemira.

"Harus mau. Kalau gak, selamanya gue gak akan pernah kembalikan ponsel lo." ucap Rizan dengan senyum miring.

Rizan lalu menatap layar ponsel Clemira yang masih menyala.

Tertera nama kontak si penelpon yang bertuliskan 'My Love'

Satu alis Rizan terangkat saat dirinya membaca nama penelpon tersebut.

"Pacar lo yang menghubugi lo?" tanya Rizan.

"Bukan urusan lo!" ucap Clemira.

"Kalau lo gak mau jawab, gue gak akan pernah kembalikan ponsel lo. Ayo jawab," ucap Rizan.

'Cowok sialan! Kenapa sih hari ini gue sial banget? Baru juga hari pertama sekolah di sini udah sial aja. Cowok sialan!' umpat Clemira di dalam hatinya.

"Buruan!" ucap Rizan.

Clemira menghela nafasnya kasar.

"Iya! Kenapa? Masalah buat lo?" tanya Clemira.

'Bodoh amat. Dari pada ribet, mendingan gue iyain aja.' ucap Clemira di dalam hatinya.

#Flashback On

Clemira kini sedang tiduran di kamarnya. Ketika itu, Alvan tiba-tiba saja memasuki kamarnya dan menghampiri dirinya.

Alvan tak sengaja melihat ke arah ponsel Clemira yang sedang digunakan oleh Clemira.

Ia menemukan beberapa pesan masuk yang berasal dari orang-orang dengan nomor tak dikenal yang mengajak berkenalan dengan Clemira.

Alvan lalu meraih ponsel Clemira.

"Abang? Sejak kapan abang ada di sini?" tanya Clemira terkejut.

"Belum lama. Abang ingin kamu membatasi interaksi kamu dengan siapa pun terutama orang-orang dengan nomor tak dikenal ini. Jangan respon chat dari mereka. Abang gak mau nantinya mereka mengganggu kamu,"'ucap Alvan.

"Aku gak respon kok bang. Chatnya aku biarin aja," ucap Clemira.

"Tapi itu tetap saja akan mengganggu kamu sayang. Abang akan ganti foto profil WhatsApp kamu dengan foto kita berdua," ucap Alvan.

"Untuk apa bang?" tanya Clemira.

"Supaya mereka gak berani deketin kamu lagi karena dengan ini mereka akan menganggap bahwa kamu telah memiliki kekasih," ucap Alvan.

"Tapi apa gak berlebihan bang?" tanya Clemira.

"Gak apa-apa sayang. Abang hanya ingin melindungi kamu dari pria-pria buaya seperti mereka. Kamu gak perlu khawatir," ucap Alvan.

Clemira pun mengangguk. Alvan pun akhirnya telah mengganti foto profil WhatsApp Clemira dengan foto mereka berdua.

Ia lalu membalas chat dari nomor-nomor asing tersebut dengan kata-kata yang membuat mereka berhenti menghubungi nomor Clemira. Tidak hanya itu, Alvan akhirnya memblokir nomor mereka dan hanya menyisakan kontaknya saja dengan beberapa kontak penting lainnya.

"Kalau yang gak penting, gak usah disave." ucap Alvan.

Clemira pun mengangguk. Alvan lalu mengembalikan ponsel Clemira.

"Nih," ucap Alvan.

Clemira menerima ponselnya dan mengeceknya. Ia membelalakkan matanya saat melihat nama kontak untuk nomor Alvan di ponselnya.

"My Love?" tanya Clemira.

Alvan pun mengangguk.

"Biarin aja. Biar gak ada cowok yang berani deketin kamu. Untuk saat ini abang ingin kamu fokus dengan pendidikan kamu. Nanti kalau memang sudah saatnya, pasti abang akan mengizinkan kamu kok dek untuk mengenal dunia percintaan. Tapi bukan sekarang. Apa yang abang lakukan saat ini, semuanya demi kebaikan kamu." ucap Alvan.

Clemira pun mengangguk.

"Iya bang. Clemira paham kok. Makasih ya karena selama ini abang sudah menjaga Cle dengan sangat baik," ucap Clemira.

Alvan pun mengangguk.

"Sudah kewajiban abang," ucap Alvan lalu memeluk sang adik.

#Flashback Off

Rizan menatap Clemira dengan tatapan tak percaya. Ia tertawa remeh lalu menggeleng.

"Perempuan kayak lo apa ada yang mau? Huh," ucap Rizan.

"Itu sama sekali bukan urusan lo. Kembalikan ponsel gue!" ucap Clemira dengan tegas.

"Lo tuh masih terlalu kecil untuk pacaran. Aduh," ucap Rizan.

"Kembalikan ponsel gue, brengsek!" teriak Clemira dengan emosi.

"Shit! Berani banget ya lo sama gue, bitch!" umpat Rizan.

"Kembalikan! Jangan menjadi laki-laki pengecut yang tidak bisa memegang ucapannya! Kembalikan ponsel gue!" teriak Clemira dengan penuh penekanan.

........