Chereads / Unpredictable Thing / Chapter 2 - Part 2

Chapter 2 - Part 2

Saat Clemira sedang berjalan di koridor kelas seraya mencari ruang kelasnya, seseorang tidak sengaja menabrak dirinya.

"Aduh maaf maaf. Aku benar-benar gak sengaja. Maaf." ucap orang tersebut.

Clemira menghela nafasnya. Ia lalu mengamati wajah murid tersebut dan juga penampilannya.

Ia adalah murid berkacamata dengan penampilan yang sedikit cupu.

Clemira pun mengangguk.

"Iya gak apa-apa kok. Santai aja." ucap Clemira.

Dengan gugup, murid tersebut lalu mengulurkan tangannya pada Clemira.

"A-aku Liora. Kamu siapa?" tanyanya dengan sedikit rasa takut.

Clemira tersenyum lalu menjabat tangan Liora.

"Aku Clemira. Kamu murid baru juga ya?" tanya Clemira.

Liora pun mengangguk.

"Iya. Aku di kelas sepuluh IPA satu. Kamu di mana?" tanya Liora.

"Kita satu kelas. Kamu sudah tahu di mana ruang kelas kita?" tanya Clemira.

Liora pun menggeleng.

"Belum Cle. Kamu sudah tahu?" tanya Liora.

Clemira menggeleng.

"Belum juga. Kita cari sama-sama ya. Ayo!" ucap Clemira.

Sudut bibir Liora sedikit terangkat dan dirinya tersenyum. Ia lalu mengangguk. Liora dan Clemira kemudian berjalan bersama untuk mencari ruang kelas mereka.

.......

"Kalau kalian udah lihat pembagiannya. Kalian sudah bisa pergi ke kelas masing-masing. Lakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Jangan bertindak sesuka hati kalian." ucap Rizan dengan tegas.

Mereka pun mengangguk.

"Iya Zan iya. Kalau lo yang bertindak sesuka hati gak apa-apa ya kan." ucap Sauqi menyindir.

"Gue ketuanya jadi terserah gue lah." ucap Rizan.

Rizan lalu melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan tersebut. Sauqi pun menyusul serta anggota OSIS yang lainnya pergi ke tim kelas masing-masing.

......

Clemira dan Liora duduk di bangku paling depan.

"Akhirnya ketemu juga kelasnya. Dapat bangku paling depan lagi." ucap Clemira dengan bahagia.

Liora pun ikut bahagia.

"Iya heheh. Aku juga suka duduk di depan Cle." ucap Liora.

"By the way ra, tadi kok lo bisa nabrak gue sih?" tanya Clemira.

"Hmm itu tadi aku sengaja. Maaf ya Cle. Habisnya aku udah bingung karena gak ada teman untuk cari kelasnya. Dan syukurnya kamu ternyata sekelas sama aku. Aku boleh kan duduk satu meja sama kamu?" tanya Liora.

Clemira tampak diam sejenak lalu mengangguk.

"Hmm jadi gitu. Iya gak apa-apa kok ra. Tenang aja." ucap Clemira.

"Mulai sekarang kita berteman ya Cle." ucap Liora tersenyum.

Clemira pun mengangguk.

"Oke ra. Tapi lo gak boleh lemah ya. Lo harus berani.  Jujur ya, gue kurang suka dengan penampilan lo ini. Bukan apa-apa. Gue hanya takut jika nantinya lo menjadi korban bullying di sekolah ini karena penampilan lo." ucap Clemira.

Liora dengan cepat meraih tangan Clemira. Ia lalu menggeleng dan matanya menatap Clemira penuh harap.

"Aku gak mau jika hal itu terjadi sama aku Cle. Aku gak mau. Aku benar-benar takut. Tolong bantu aku supaya aku gak menjadi korban bullying di sekolah ini." ucap Liora memohon pada Clemira.

Clemira menatap iba Liora. Ia lalu mengangguk.

"Gue pasti akan bantu lo. Nanti kita cari jalan keluarnya ya." ucap Clemira.

Liora pun mengangguk.

"Makasih banyak ya Cle." ucap Liora.

Clemira pun mengangguk.

"Iya sama-sama ra." ucap Clemira.

"By the way, kamu udah tahu siapa ketua OSIS kita Cle?" tanya Liora.

Clemira menggeleng.

"Gue gak tahu ra. Gak penting juga." ucap Clemira.

"Ketua OSIS kita tuh ganteng lho Cle," ucap Liora.

"Bodoh amat deh ra." ucap Clemira.

"Serius kamu gak mau lihat fotonya? Kebetulan aku ada fotonya." ucap Liora.

Clemira pun menggeleng.

"Lah? Buat apaan? Gak penting ra. Palingan juga jelek." ucap Clemira.

"Nih lihat. Ganteng tahu." ucap Liora lalu menunjukkan sebuah foto dari ponselnya kepada Clemira.

Clemira lalu melihatnya.

"Jelek! Begitu kok dibilang ganteng. Gak ada ganteng-gantengnya sih ra kalau menurut gue." ucap Clemira.

"Ganteng tahu Cle ketua OSIS kita. Lihat nih rambutnya aja keren banget," ucap Liora.

"Jelek. Gak suka gue. Pokoknya ketua OSIS kita tuh jelek!" ucap Clemira dengan nada bicara yang sedikit tinggi hingga dapat didengar oleh orang-orang di sana.

....

Sauqi menahan tawanya saat mendengar ucapan seorang murid baru yang mengatakan bahwa Rizan jelek.

"Pfffttt lo dikatain jelek Zan." ucap Sauqi.

Tatapan mata Rizan begitu tajam dan menusuk. Kedua tangannya yang berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya terkepal dengan sangat kuat.

.....

Liora dengan cepat membungkam mulut Clemira.

"Cle. Ya ampun. Jaga bicara kamu." ucap Liora lalu pelan-pelan melepas bungkaman tersebut.

"Apa sih? Kan gue benar sih ra." ucap Clemira.

"Apa lo bilang? Coba ulangi lagi tadi lo ngomong apa?" tanya seseorang yang baru saja berada di hadapan Clemira dengan tatapan tajam.

Deg!

Liora menelan salivanya sendiri dengan susah payah kala melihat orang tersebut.

"Aduh Cle. Gimana ini?" ucap Liora dengan pelan pada Clemira.

......

Alvan kini telah berada di ruangannya. Dirinya lalu meraih posisi duduk pada kursi kerjanya.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo nan," ucap Alvan pada seseorang di seberang telepon.

"Iya bro. Kenapa? Lo udah sampai di sana?" tanya Adnan dari seberang telepon.

"Udah nan. Nan gue mau minta tolong sama lo," ucap Alvan.

"Minta tolong apa sih bro? Gue pasti bantu lo lah," ucap Adnan.

"Biasa nan. Adik gue," ucap Alvan.

"Oh iya. Kenapa memangnya bro?" tanya Adnan.

"Nanti tolong lo jemput adik gue ya nan. Hari ini hari pertama dia masuk SMA. Lo kan tahu sendiri kalau gue lagi gak bisa jemput adik gue sekarang makanya gue minta tolong sama lo. Lo bisa kan?" tanya Alvan.

"Iya iya bisa. Apa sih yang enggak buat kalian? Gue kan selalu bantu lo sama adik lo," ucap Adnan.

"Syukurlah. Makasih banyak ya nan," ucap Alvan.

"Iya sama-sama. By the way jam berapa? Ntar lo kabari aja ke gue dia sekolah di mana," ucap Adnan.

"Iya ntar gue kabari lagi ke lo ya," ucap Alvan.

"Oke bro. Ada lagi?" tanya Adnan.

"Gak ada nan. Itu aja. Makasih ya," ucap Alvan.

"Oke sama-sama." ucap Adnan.

Tut.

Sambungan telepon pun terputus.

Alvan meletakkan ponselnya di meja kerjanya.

"Alhamdulillah Adnan bisa menjemput Clemira. Semoga dia baik-baik aja di sana," gumam Alvan.

Ceklek!

Pintu ruangan Alvan pun terbuka dan seseorang pun memasuki ruangan tersebut.

"Al, lusa ada meeting tentang kenaikan jabatan. Di kantor pusat ya," ucap teman Alvan.

Alvan pun mengangguk.

"Iya," ucap Alvan.

"Lo udah dicariin sama pak Zaki. Temui dia sekarang gih,"

"Oke gue ke sana sekarang. Thanks infonya ya bro," ucap Alvan.

Teman Alvan pun mengangguk.

"Oke bro," ucapnya.

......